10 Kegagalan Jokowi-JK, dari ekonomi memburuk sampai pengangguran
Aktivitas ekonomi anjlok serta daya beli masyarakat yang semakin merosot.
Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) mengkritisi sejumlah kebijakan dan kinerja pemerintah Jokowi. Kondisi perekonomian terasa semakin berat.
Pengamat AEPI Salamudin Daeng menyebut ada 10 poin atau indikator buruknya kinerja Pemerintahan Jokowi yang patut disoroti dan dikritis.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang menjadi sorotan utama Presiden Jokowi tentang pangan di Indonesia? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
Pertama, pertumbuhan ekonomi merosot. Kedua, nilai tukar rupiah yang merosot tajam. Ketiga, menetapkan target penerimaan pajak setinggi langit.
"Target ini memang dipastikan tidak tercapai di tengah kemerosotan ekonomi," ujarnya di Warung Komando di Jakarta, Rabu (2/9).
Empat, tarif cukai yang ditetapkan secara ugal-ugalan. Lima, kebijakan mencabut subsidi. Enam, membiarkan harga pangan melambung tinggi. Tujuh, lapangan kerja merosot. Delapan, kinerja perdagangan menurun.
"Dan terakhir aktivitas ekonomi anjlok serta daya beli masyarakat yang semakin merosot," jelas dia.
Dia menuturkan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga kini di atas Rp 14.000 per USD, berdampak menambah beban defisit neraca pembayaran dan defisit pendapatan primer yang bersumber dari pembayaran bunga utang, cicilan utang pokok utang luar negeri dan aliran modal ke luar negeri.
"Tampaknya pemerintah ingin mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara mencekik seluruh sektor ekonomi. Ini jelas keliru," ungkapnya.
Baca juga:
Di era Presiden Jokowi, tiap 3 bulan 300.000 orang jadi pengangguran
Jokowi: Hampir 110 regulasi tidak berpihak pada dunia usaha
Dubes AS: Kami dukung program Jokowi, pembangkit ramah lingkungan
Penurunan daya beli masyarakat mengkhawatirkan
Bos IMF nilai Asia punya pengalaman hadapi krisis finansial global