4 Startup Indonesia Dapat Suntikan Dana Rp6,24 Miliar dari UNDP, Ini Daftarnya
Nilai pendanaan program ini pada gelombang pertama mencapai USD400.000 atau setara Rp6,24 miliar.
Nilai pendanaan program ini pada gelombang pertama mencapai USD400.000 atau setara Rp6,24 miliar.
4 Startup Indonesia Dapat Suntikan Dana Rp6,24 Miliar dari UNDP, Ini Daftarnya
4 Startup Indonesia Dapat Suntikan Dana Rp6,24 Miliar dari UNDP
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Kementerian Keuangan bersama United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan program pendanaan bagi perusahaan rintisan (startup).
Pendanaan ini ditujukan bagi startup yang memiliki insisasi untuk melakukan investasi ramah lingkungan dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.
- Startup Ini Targetkan Pendapatan Usaha Rumahan Bisa Tembus Rp 352 Miliar, Begini Caranya
- Pemerintah Indonesia Apresiasi Kemitraan ILO dan Indonesia di Bidang Ketenagakerjaan
- Mandiri Capital Indonesia Punya Program Perluas Jaringan Startup Binaan, Seperti Apa?
- Mentan SYL Ajak Pelaku Perkebunan Akselerasi Program Peremajaan Hingga Hilirisasi Sawit
Pemerintah menargetkan dapat mencapai karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 mendatang.
"Ini adalah suatu aktivitas yang sekali lagi menegaskan komitmen Indonesia kepada agenda perubahan iklim, kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara peluncuran Program Pendanaan Startup di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (11/12).
Direktur Utama BPDLH, Joko Tri Haryanto menyebut
nilai pendanaan program ini pada gelombang pertama mencapai USD400.000 atau setara Rp6,24 miliar (kurs dolar AS: Rp15.614). Dana tersebut diberikan kepada 4 perusahaan startup yakni, GreenHope, Cakap, FishLog, dan Delos.
"Nanti masing-masing startup memperoleh pendanaan USD100.000. Tapi pencairannya bertahap untuk tahap pertama 20 persen, kedua 30 persen, dan sisanya 50 persen," ujar Joko.
Program ini melibatkan startup yang didukung oleh portofolio IIIF, untuk memperluas aktivitas bisnis mereka ke wilayah berisiko tinggi, wilayah yang kurang terlayani atau kelompok populasi rentan.
Termasuk masyarakat area pesisir dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Joko mengatakan program Catalytic Fund ini merupakan langkah awal komitmen BPDLH dalam percepatan target pembangunan berkelanjutan.
"(Caranya dengan) melibatkan startup dalam menerapkan praktik terbaik dan inisiatif investasi berdampak dengan pendekatan inovatif dalam mendorong ESG melalui kemitraan publik-swasta,"
pungkas Joko.