5 Fakta Mencengangkan di Balik Sampah Plastik Milik Indonesia
Presiden Jokowi mengajak masyarakat di kawasan Asia Timur dan ASEAN mengatasi permasalahan sampah plastik di lautan. Menurut Jokowi, laut dan samudera merupakan tanggung jawab dan masa depan seluruh negara. Menteri Susi mengingatkan bahwa sampah plastik di lautan Nusantara merupakan persoalan besar bagi manusia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara mengatasi permasalahan sampah plastik di lautan. Menurut Presiden Jokowi, laut dan samudera merupakan tanggung jawab dan masa depan seluruh negara.
"Penting bagi kita untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang maritim. Salah satu isu yang menjadi tantangan bagi semua negara antara lain 'marine plastic debris'," kata Presiden Jokowi dalam penyataannya saat jamuan makan siang KTT Asia Timur (EAS) di Pusat Konvensi Suntec, Singapura.
-
Kenapa pencemaran lingkungan oleh sampah plastik menjadi masalah serius bagi Indonesia? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengingatkan bahwa sampah plastik di lautan Nusantara merupakan persoalan besar bagi umat manusia. Oleh karena itu, semua pihak harus berkontribusi mengatasinya.
Menteri Susi berharap agar semakin banyak masyarakat yang menyadari dan tidak lagi menggunakan beragam jenis plastik dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Merdeka.com akan merangkum sejumlah fakta unik di balik keberadaan sampah plastik milik Indonesia.
2,13 Juta Ton Sampah Plastik Tiap Tahun di Indonesia
Guru Besar Pengelolaan Udara dan Limbah Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Enri Damanhuri, mengungkapkan tiap tahun sekitar 44 persen alias 2,13 juta ton sampah plastik cemari lingkungan. Dia mengatakan, dari total sampah plastik nasional, baru 36 persen yang dapat diambil dan dikumpulkan oleh Dinas Kebersihan dan Dinas Lingkungan Hidup dan dibuang ke TPA.
Selanjutnya, baru 20 persen yang masuk ke dalam sistem informal, seperti bank-bank sampah untuk didaur ulang (recycle). "44 persen yang lari ke lingkungan. Besar sekali. Kenapa? Karena rate collection kita rendah. 2,13 juta ton per tahun itu bocor kemana-mana. Dan di situlah persoalan utama," kata dia.
"Kalau kita naik kereta api dari mulai Karawang sampai Jakarta, kanan kiri, tempat sampah sudah. Karena memang rendah sekali," imbuhnya.
Sampah Plastik Indonesia Bernilai Capai Rp 2,2 Triliun
Nilai ekonomi sampah plastik Indonesia sangat fantastis mencapai Rp 2,2 triliun. Zainal Abidin dari Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITB mengatakan, konsumsi plastik masyarakat Indonesia saat ini mencapai 15 kilogram (Kg) per orang dalam setahun.
Dalam hitungannya, sampah plastik seperti botol minuman dan lainnya dijual para pemulung atau pengepul pertama dengan harga Rp 600 per kilogram. "Jadi kalau nilai ekonominya kita bisa hitung dengan konsumsi per orang 15 Kg per orang per tahun dikali jumlah penduduk sebanyak 250 juta dan kemudian kali Rp 600 (total Rp 2,2 triliun) itu jumlahnya," kata Zainal.
Sampah Plastik Berujung Pada Radikalisme
Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Pandjaitan, mengatakan sampah plastik di laut ini telah menimbulkan kerugian sebesar USD 1,2 miliar di bidang perikanan, perkapalan, pariwisata dan bisnis asuransi.
"Ini bisa berujung kepada malapetaka jika kita tidak segera bergerak karena pengangguran bisa menimbulkan masalah kemiskinan dan sosial dan akan berujung pada radikalisme dan terorisme," ujar Menko Luhut.
Indonesia, menurut Menko Luhut, juga telah melakukan pengurangan penggunaan tas plastik, mendorong penggunaan plastik dari bahan alternatif dan sedang mempelajari untuk memanfaatkan limbah plastik untuk campuran aspal jalan.
Sampah Plastik di Indonesia Bakal Lampaui Jumlah Ikan
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Aryo Hanggono, menegaskan pemerintah berkomitmen mengurangi sampah plastik di lautan dan kawasan perairan nasional.
Sebab, sejumlah kajian menunjukkan bahwa bila tidak ada perubahan signifikan, maka dalam 2025 kawasan perairan atau lautan di Indonesia akan terdiri dari komposisi tiga banding satu untuk sampah berbanding ikan. Bahkan, pada 2050, bisa saja jumlah sampah tersebut melampaui stok ikan yang ada.
"Pemerintah akan mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada tahun 2025," katanya.
Aryo mengingatkan bahwa, sebagai perbandingan, bila kulit pisang sudah bisa terdegradasi atau terurai dalam dua pekan. Sementara, kantong plastik terurai antara 10-20 tahun, sedangkan botol plastik ada yang baru terurai hingga ratusan tahun lamanya.
Sampah Plastik Buat Paus Mati
Ikan Paus jenis Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Perairan Pulau Kapota Resort Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kondisinya sangat menyedihkan, karena isi perutnya dipenuhi sampah dengan total mencapai 5,9 kilogram.
Sampah yang ada di dalam perut ikan paus tersebut, terdiri dari sampah gelas plastik 750 gram (115 buah), plastik keras 140 gram (19 buah), botol plastik 150 gram (4 buah), kantong plastik 260 gram (25 buah), serpihan kayu 740 gram (6 potong), sandal jepit 270 gram (2 buah), karung nilon 200 gram (1 potong), tali rafia 3.260 gram (lebih dari 1000 potong).
Â
(mdk/bim)