6 Alasan Indonesia Masih Ketergantungan Buah Impor
Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Karen Tambayong mengkritisi tingginya tingkat ketergantungan Indonesia akan buah impor. Akibatnya nilai transaksi dari buah impor mencapai lebih dari Rp 21 triliun pada 2019 lalu.
Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Karen Tambayong mengkritisi tingginya tingkat ketergantungan Indonesia akan buah impor. Akibatnya nilai transaksi dari buah impor mencapai lebih dari Rp 21 triliun pada 2019 lalu.
"Seharusnya Indonesia mampu menyediakan buah untuk ekspor lebih. Selama ini kita terlena impor buah, sehingga pada tahun 2019 lalu nilai impor buah menjadi Rp 21 triliun lebih. Ini jumlah yang besar," ujar dia melalui Webinar Gerakan Konsumsi Buah Nusantara di Jakarta, Senin (10/8).
-
Kapan Hari Buruh Internasional diperingati? Hari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
Menurutnya, tingginya ketergantungan akan buah impor, dipicu oleh rendahnya produksi buah lokal yang diakibatkan oleh enam faktor. Pertama, kurangnya hamparan yang luas mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan.
Kedua, banyak lahan produsen buah yang tersebar namun belum memenuhi GAP (good agricultural practices). Akibatnya kualitas buah lokal menjadi tidak seragam. Ketiga, Biaya logistik yang terlampau tinggi. Sehingga harga jual buah lokal menjadi kurang berdaya saing dan sulit terserap.
Keempat, Laju alih fungsi lahan yang cepat. "alih fungsi lahan menjadi kian tak terkendali, di mana mengancam produksi hasil pertanian dan perkebunan," jelasnya
Terakhir, perubahan iklim dan berkurangnya pasokan air. "Kita masih jauh dari konsep 4.0, maka akan sulit untuk mengantisipasi masalah ini," tuturnya.
Untuk itu, dia mendorong pemerintah untuk memaksimalkan potensi luas lahan yang masih tersedia dan aneka jenis buah yang berkualitas unggul seharusnya bisa lebih dimaksimalkan oleh pemerintah. Sekaligus percepatan penggunaan teknologi untuk mendorong peningkatan produksi dari sektor pertanian dan perkebunan.
Adapun berbagai jenis buah lokal dengan potensi nilai ekspor tinggi yakni, Pepaya Callina, Mangga Garifta, Pisang Biru, Manggis Puspahiyang, Nenas Delika Subang, Melon Sunrise Meta dan lainnya. "Mungkin dari kita semua baru tahu ada buah pisang biru. Sehingga ini bisa jadi potensi untuk dikembangkan," tukasnya.
Baca juga:
Ekspor Pertanian dan Perkebunan Masih Positif di Tengah Pandemi Covid-19
Cita-Cita Menteri KKP Jadikan Indonesia Pengekspor Kerapu Terganjal Regulasi
Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi Covid-19
Tak Terkendala Protokol Kesehatan, Bukaka Catat Ekspor 36 Garbarata Senilai Rp 120 M
Semester I 2020, Neraca Dagang Perikanan Surplus USD 2,2 Miliar
Ekspor Makanan dan Minuman Olahan RI Naik Selama Pandemi, Capai Rp 23,4 T per Mei