6 Kebiasaan Ini Bikin Gagal Sukses dan Bahagia, Sering Banget Dilakukan Gen Z dan Milenial
Sejatinya sukses merupakan status yang menunjukkan seseorang telah berhasil mencapai sesuatu.
Sejatinya sukses merupakan status yang menunjukkan seseorang telah berhasil mencapai sesuatu.
6 Kebiasaan Ini Bikin Gagal Sukses dan Bahagia, Sering Banget Dilakukan Gen Z dan Milenial
6 Kebiasaan Ini Bikin Gagal Sukses dan Bahagia
Kesuksesan menjadi hal yang diimpikan banyak orang, terutama bagi milenial dan generasi Z. Namun, terkadang banyak yang keliru memahami makna 'kesuksesan'.
Memang, definisi 'sukses' bagi tiap orang dapat berbeda-beda. Namun, sejatinya sukses merupakan status yang menunjukkan seseorang telah berhasil mencapai sesuatu.
Seorang publik figur sekaligus politikus Indonesia, Helmy Yahya, dalam kanal YouTube miliknya, menceritakan tentang sebuah buku berjudul 'All You Need is Less'.
- Gagal Berkali-kali, Pemuda 27 Tahun Ini Sukses Budi Daya Jamur dengan Penghasilan Rp30 Juta per Bulan
- Dulu Paling Miskin di Desa dan Punya Banyak Utang, Agus Kini Jadi Tukang Kebun Sukses yang Punya HAKI
- Sejak Muda Pria Ini Hobi Berbisnis Meski Ayahnya Pejabat, Kini Digadang Jadi Cawapres
- Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
Buku karangan Vicki Vrint ini menyatakan untuk mencapai sebuah 'kesuksesan' cukup sederhana, yakni dengan mengurangi kebiasaan buruk yang tanpa sengaja kita lakukan.
Adapun kebiasaan buruk yang dimaksud Vicki dalam buku tersebut yakni :
merdeka.com
1. Mengurangi Stres yang Tidak Perlu
Stres yang tidak perlu menurut Vicki adalah stres yang disebabkan ketika kita memikirkan hal-hal di luar jangkauan dan kemampuan diri sendiri. Seperti terus menerus meratapi masa lalu, membandingkan diri dengan orang lain, serta merasa takut pada sesuatu yang belum terjadi (overthinking).
Daripada terus menerus berkutat dalam pikiran tersebut, ada baiknya memanfaatkan waktu luang untuk hal positif seperti menyanyi, yoga, meditasi, dan sebagainya.
Aktivitas ini mungkin dapat membantu mengurangi faktor-faktor pemicu stres.
2. Kurangi Stres, Kurangi Pikiran yang Tidak Penting
Manusia memang memiliki kapasitas otak yang besar. Namun, daya ingat masing-masing orang tentu berbeda-beda. Ini artinya, otak juga memiliki keterbatasan.
Untuk itu, pikirkan dan simpanlah hal-hal baik dalam ingatan. Hal yang telah berlalu, biarlah berlalu. Jalani saja kehidupan ini dengan rileks dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai.
3. Kurangi Membeli Barang yang Tidak Perlu
Tak dapat dipungkiri kemudahan akses berbelanja di era ini, justru menimbulkan perilaku konsumtif bagi banyak orang. Terlebih lagi jika ada banyak tawaran diskon dan voucher gratis ongkir.
Anda mungkin akan tergiur sesaat dengan penawaran tersebut, tapi belajarlah untuk mulai mengendalikan diri.
Akan lebih baik bila Anda menentukan berbelanja untuk kebutuhan primer yang harus dipenuhi seperti sandang, pangan, dan papan.
4. Makanlah Makanan yang Bermanfaat
Makanan sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Untuk itu, sebaiknya mengutamakan konsumsi makanan sehat yang dapat membantu memenuhi kecukupan gizi tubuh. Hindarilah makanan cepat saji, atau makanan lain yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
5. Jauhi Lingkungan dan Orang-Orang yang Toxic
Sebuah pepatah China mengatakan 'Burung yang sama, hinggap di dahan yang sama'. Ini artinya, lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi kepribadian Anda, karena seseorang pasti akan berkumpul dalam komunitas yang sama.
Lewat buku Vicki Vrint ini, Helmy Yahya mengingatkan kembali untuk menghindari lingkungan buruk, yang menghalangi Anda untuk sukses dan cenderung mencelakakan.
Justru sebaliknya, bergaullah dengan orang yang memiliki ilmu, materi, dan spiritual yang lebih agar banyak kebaikan yang dapat diperoleh.
Namun, bukan berarti hal ini mengajarkan Anda berlaku diskriminatif. Hanya saja, perlu menentukan lingkungan yang baik untuk kebahagiaan Anda.
merdeka.com
6. Kurangi Kekhawatiran yang Berlebih
Apa yang Anda pikirkan sejatinya menggambarkan diri Anda yang sebenarnya. Daripada terus menerus memikirkan hal buruk, mengapa tidak memikirkan hal baik?
Itulah enam kebiasaan buruk menurut Vicki yang seharusnya Anda hindari untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
Sebagai tambahan, Helmy juga memberi nasihat untuk mengurangi ambisi yang berlebihan dalam hidup.
Mungkin banyak hal yang ingin kita lakukan selama di dunia. Bukan berarti hal itu salah, hanya saja Anda perlu fokus pada satu per satu tujuan yang ingin dicapai.
Jangan terobsesi untuk mencapai banyak hal dalam waktu bersamaan.
Semoga hal-hal ini dapat membantu Anda menemukan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.
Ingatlah, kebahagiaan bukan sekedar tentang kekayaan.
Sukses dan bahagia itu ketika keduanya mampu mengantarkan Anda pada tujuan yang ingin dicapai.