Gagal jadi PNS, Rian Kini Sukses Jadi Pengusaha Ayam Geprek Beromzet Rp60 Juta per Bulan
Berbekal dari resep buatan ibunya, Rian mantap mendirikan Ayam Kremes dan Geprek Judha di tahun 2018.
Berbekal dari resep buatan ibunya, Rian mantap mendirikan Ayam Kremes dan Geprek Judha di tahun 2018.
Tak ada yang bisa menjamin masa depan seseorang. Demikianlah yang dialami oleh Muhammad Rian Yuda Wisanto, seorang sarjana hukum yang kini memilih untuk menjalankan bisnis di daerah.
Selepas menyelesaikan skripsi, Rian merasa bosan menunggu jadwal wisudanya. Melihat ada peluang bisnis saat itu, Rian memberanikan diri untuk mencoba membuka warung makan, meski sebelumnya tak punya pengalaman.
Kata 'Judha' diambil dari nama kedua orang tuanya, Juriah dan Dhanu. Dia berharap nama ini bisa membawa rezeki bagi usahanya.
"Judha ini dari nama orang tua, Juhriah dan Danu. Harapannya dengan bawa nama orang tua bisa membawa rezeki juga," kata Rian seperti yang dikutip dari akun Youtube Pecah Telur, Kamis (23/11).
"Dulu saya cita-citanya jadi PNS, enak duduk di kantor. Tapi sekarang ternyata pendapatannya lebih besar dari PNS," kata Rian.
Dia mengaku, mendapatkan keuntungan 30 persen dari tiap porsi yang habis terjual.
Padahal, satu porsi ayam gepreknya hanya dijual Rp10 ribu.
Ayam Kremes dan Geprek Judha dijual dengan beragam varian menu.
Menu andalan yang paling sering dibeli pelanggan yakni nasi kremes dan nasi geprek.
Selain rasanya yang nikmat, satu paket yang dijual dengan harga terjangkau ini membuat ayam geprek buatannya jadi kegemaran masyarakat di Tulungagung.
Gerai ayamnya ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu, dari pukul 11.00 WIB hingga 20.00 WIB. Dalam sehari, gerai ayam Judha bahkan bisa menghabiskan 20 kg ayam.
Meskipun harga satu porsi ayam gepreknya dijual murah dan keuntungan yang didapatkannya tipis, Rian berhasil membangun dua cabang Ayam Kremes dan Geprek Judha.
Dalam sebulan, dia bisa mendapatkan keuntungan hingga puluhan juta dan memiliki empat orang karyawan.
Kini, dia tak lagi berpikir untuk menjadi seorang PNS, sebab keuntungannya saat ini sudah jauh lebih besar.
merdeka.com
Meskipun dimulai dengan modal seadanya, Rian bisa membuktikan usahanya dapat bertahan hingga saat ini.
tutup Rian.
Menurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur.
Baca Selengkapnya"Konsisten dan tekun. Dengan ini, sekecil apapun karya kita, kalau kita menghargai itu, tidak menutup kemungkinan karya itu akan jadi besar," ucap Agus.
Baca SelengkapnyaSosok ini juga menjadi alasan terbesar sang ayah menyudahi perantauannya di negeri orang
Baca Selengkapnya"Semua balik lagi ke Allah, asal kita mau usaha dan minta ke Allah, Insya Allah akan ada jalan," kata Tifa.
Baca SelengkapnyaUsaha budidaya ikan lele milik Gustavian berawal dari pertemanan. Gustavian melihat bahwa banyak teman-temannya yang berbisnis lele.
Baca SelengkapnyaBegini penjelasan ilmiah dari seorang ilmuwan mengapa ayam yang memiliki sayap tapi tidak bisa terbang seperti burung.
Baca SelengkapnyaAnton kecil kerap mendapatkan perlakuan buruk di sekolah.
Baca SelengkapnyaKeluarga Yongki mendukung usahanya dengan memberikan bantuan modal sekitar Rp10 juta. Modal tersebut digunakan Yongki untuk membuat gerobak.
Baca SelengkapnyaSempol ternyata bisa dibuat tanpa bahan daging ayam, lho. Rasanya pun tetap enak dan menggugah selera.
Baca Selengkapnya