Ada Demo Kawal Putusan MK soal Pilkada, Nilai Tukar Rupiah Langsung Anjlok ke Level Rp15.600 per USD
Dari sisi internal, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi gejolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS (USD) ditutup melemah 100,5 point ke level Rp15.600 per USD pada perdagangan Kamis (22/8) sore ini. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah direntang Rp15.590 sampai Rp15.650 per USD.
"Pada perdagangan sore ini mata uang rRpiah ditutup melemah 100,5 point dilevel Rp15.600," ujar Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis (22/8).
- Revisi UU Pilkada Dibatalkan, Nilai Tukar Rupiah Langsung Menguat ke Level Rp15.492 per USD
- Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat
- Keputusan MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres Bakal Beri Dampak ke Ekonomi Indonesia, Begini Gambarannya
- Ini Arahan MKMK Bagi Hakim Konstitusi Jelang Sengketa Pemilu 2024
Dari sisi internal, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi gejolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas dan usia pencalonan kepala daerah melalui persetujuan Revisi Undang-Undang Pilkada (RUU Pilkada).
Di sisi lain, putusan MK tersebut berusaha dianulir oleh Badan Legislasi DPR. Bahkan, RUU Pilkada yang telah selesai dibahas oleh DPR dan pemerintah pada Rabu sore rencananya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, hari ini.
Walhasil, sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah. Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap mata uang garuda.
"Seharusnya DPR dan pemerintah membangun iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur. Sebab, pelaku usaha akan memasukkan risiko politik dalam perencanaan ekspansi bisnis mereka," ujar Ibrahim.
Dari sisi eksternal, indeks dolar AS atau USD mengalami tren penguatan 0,2 persen dalam perdagangan hari ini. Penguatan mata uang USD ini setelah tiga hari penurunan tajam yang menempatkan greenback pada posisi terendah tujuh bulan.
Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor. Di Timur Tengah, Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menekankan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera dan menunjuk pembicaraan Kairo yang akan datang sebagai hal yang penting.