Agustus 2015, BPS catat impor Indonesia sentuh USD 12,27 miliar
Secara kumulatif nilai impor Januari hingga Agustus 2015 mencapai USD 96,30 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia mencapai USD 12,27 miliar pada Agustus 2015. Naik 21,69 persen ketimbang Juli 2015.
Namun, jika dibandingkan Agustus tahun lalu, turun 17,06 persen.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Impor nonmigas Agustus 2015 mencapai USD 10,16 miliar atau naik 30,48 persen jika dibandingkan Juli 2015, namun turun 10,82 persen jika dibandingkan dibandingkan Agustus 2014," kata Kepala BPS Suryamin, Jakarta, Selasa (15/9).
Suryamin memaparkan, impor migas mencapai USD 2,11 miliar pada Agustus lalu, turun 8,12 persen ketimbang bulan sebelumnya. Jika dibandingkan Agustus tahun lalu, turun 37,99 persen.
"Secara kumulatif nilai impor Januari hingga Agustus 2015 mencapai USD 96,30 miliar atau turun 18,96 persen dibanding periode yang sama 2014."
Itu terdiri dari impor migas USD 17,50 miliar (turun 40,41 persen) dan nonmigas USD 78,80 miliar (turun 11,92 persen).
Pada Agustus, peningkatan impor nonmigas terbesar adalah mesin dan peralatan mekanik USD 0,41 miliar (26,46 persen). Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan perhiasan/permata USD 0,13 miliar (63,10 persen).
Sepanjang tahun ini, China menjadi negara pengimpor terbesar, mencapai USD 19,02 miliar (24,13 persen). Diikuti Jepang USD 9,15 miliar (11,62 persen), dan Singapura USD 5,81 miliar (7,37 persen).
"Impor nonmigas dari Asean mencapai pangsa pasar 21,93 persen, sementara dari Uni Eropa 9,54 persen," tambahnya.
Impor barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan modal selama Januari hingga Agustus 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Masing-masing sebesar 13,17 persen; 20,09 persen; dan 16,13 persen.
Baca juga:
Agustus 2015, ekspor Indonesia capai USD 12,70 miliar
Sensus ekonomi 2016, BPS bakal rekrut 400 ribu petugas honorer
Selenggarakan sensus ekonomi 2016, BPS gelontorkan dana Rp 3,4 T
Di era Jokowi-JK, jumlah orang miskin bertambah 860.000
Ini data anjloknya rupiah terhadap USD, Yen, dan Euro dalam sebulan