Aktivis Anti-Israel AS: Kebakaran Los Angeles Adalah Karma Perangi Gaza Pakai Uang Pajak
Uang pajak dari masyarakat seharusnya digunakan untuk kemakmuran negara, bukan untuk membantu Israel berperang di jalur Gaza.
Kebakaran hebat melanda wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat. Kelompok-kelompok Yahudi AS anti-Israel menuding krisis kebakaran hutan Los Angeles akibat bantuan AS pada Israel.
Code Pink, kelompok aktivis sayap kiri, mengatakan di Instagram, "Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang-orang hidup-hidup di Gaza, kami tidak heran ketika kebakaran itu terjadi di rumah," seperti diberitakan The Times of Israel dikutip Sabtu (11/1).
- Israel Bunuh 10 Warga Palestina Saat Antre Membeli Tepung di Gaza Selatan
- Jumlah Pemukim Yahudi Baru di Israel Berkurang 50 Persen, Mereka Takut Datang dan Menetap Sejak Agresi di Gaza
- Dahsyatnya Dana Tak Berseri Pro-Zionis Israel buat Dukung Calon Anggota Kongres AS, Pendukung Palestina Terancam
- Kelaparan Ekstrem, Warga Palestina yang Terjebak di Jalur Gaza Terpaksa Memakan Rumput
Kelompok itu juga mengatakan pihaknya menekan Senator California Alex Padilla di kantornya di Washington, DC, dengan menghubungkan perang dengan perubahan iklim.
Tudingan serupa juga dilontarkan Cabang New York dari Jewish Voice for Peace yang anti-Zionis.
Kelompok tersebut mengatakan uang pajak dari masyarakat seharusnya digunakan untuk kemakmuran negara, bukan untuk membantu Israel berperang di jalur Gaza.
"Alih-alih mengalokasikan sumber daya untuk membuat negara kita layak huni, pemerintah kita malah mengalokasikan miliaran dolar untuk genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza," sebutnya.
Pemerintah Federal Keluarkan Dana untuk Militer Israel
Sementara itu, Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles sebagian besar didanai oleh kota Los Angeles. Sedangkan pengeluaran militer untuk Israel berasal dari pemerintah federal.
Asosiasi Kepala Pemadam Kebakaran Barat, CalFire mengatakan kebakaran hutan Los Angeles pada bulan Januari 2025 musibah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lembaga tersebut mencatat, ada satu kebakaran pada tahun 2022 dan 10 kebakaran pada tahun 2021, namun masih bisa diatasi.
Menurut data terbaru, musim kebakaran dimulai lebih awal dan berakhir lebih lambat karena meningkatnya suhu dan berkurangnya curah hujan yang terkait dengan perubahan iklim. Hujan yang biasanya mengakhiri musim kebakaran sering kali tertunda, yang berarti kebakaran dapat terjadi selama bulan-bulan musim dingin, kata asosiasi tersebut.
Selama 77 Tahun, Israel Terima Dana Bantuan Rp4.127 Triliun dari Amerika Serikat
Mengutip Al Jazeera, sejak tahun 1946-2023, Israel telah menerima bantuan Rp4.127 triliun dari Amerika, dengan kurs Rp15.694 per USD. Jumlah ini hampir dua kali lipat dibandingkan negara penerima bantuan luar negeri Amerika terbesar kedua, Mesir, yang menerima Rp2.383 triliun dalam 77 tahun terakhir.
Menurut Layanan Penelitian Kongres Amerika, faktor-faktor yang mendasari berlanjutnya dukungan militer kepada Israel mencakup kepentingan strategis bersama, “dukungan dalam negeri Amerika Serikat untuk Israel” dan komitmen bersama terhadap nilai-nilai demokrasi.
Bahkan, di tahun 2023, Amerika Serikat mengucurkan dana bantuan khusus militer ke Israel sebesar Rp59 triliun, yang mana setengahnya dialokasikan untuk pertahanan rudal Israel. Angka ini merupakan rekor tertinggi dari kesepakatan yang dibangun dua negara tersebut.