Alasan Bisnis Pusat Perbelanjaan Tak Lekang oleh Zaman
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan, bisnis pusat perbelanjaan masih memiliki masa depan yang cerah setelah pandemi Covid-19 bisa tertangani. Sebab naluri manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan, bisnis pusat perbelanjaan masih memiliki masa depan yang cerah setelah pandemi Covid-19 bisa tertangani. Sebab naluri manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi.
"Pengunjung atau pelanggan itu punya naluri sebagai makhluk sosial dan berinteraksi," kata Alphonzus saat diskusi dengan media secara daring, Jakarta, Kamis (22/7).
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Apa saja contoh kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Siapa yang ikut terlibat dalam usaha Sarisa Merapi selain Rini Handayani? Sarisa Merapi mulanya dijalankan bersama kelompok wanita tani (KWT) Kemiri Edum di Dusun Kemiri, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem. Ketika itu dirinya mencetuskan ide untuk membuat manisan salak agar hasil panen terserap.
-
Bagaimana Aqila berbisnis? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
-
Apa yang dirayakan Ririn Ekawati dalam acara peluncuran bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
Alphon menjelaskan berbagai pelanggaran protokol kesehatan terjadi karena masyarakat yang berkerumun. Bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamanya. Hal ini menunjukkan pandemi Covid-19 yang telah berlangsung satu tahun lebih tidak akan menghilangkan naluri manusia sebagai makhluk sosial.
"Ada banyak pelanggaran protokol dan sebagainya karena naluri manusia ingin interaksi langsung sementara kehidupan sekarang tidak wajar. Meski ada interaksi virtual, tapi manusia begitu bosan semuanya serba online," tuturnya.
Maka dari itu, Alphon optimistis bisnis pusat perbelanjaan atau mal masih akan cerah di masa depan. Hanya saja memang pengusaha harus bisa menyesuaikan dengan keadaan. Sebab semakin berjalannya waktu, masyarakat datang ke mal tidak hanya untuk berbelanja. Melainkan untuk melakukan kegiatan sosialnya.
Tren ini, kata dia, sudah lama terjadi. Bahkan sejak sebelum adanya wabah virus corona. Namun dengan adanya pandemi ini, membuat perubahan tren tersebut menjadi semakin nyata adanya.
"Fungsi belanja pusat perbelanjaan bukan yang utama nantinya, karena sebelum covid sudah terjadi lama. Pelanggan perlu lebih dari itu dan sebagai lifestyle," katanya.
Bisnis Mal Tidak Terpengaruh Tren Belanja Online
Selain itu, Alphon menegaskan bisnis pusat perbelanjaan atau mal juga tidak akan terpengaruh dengan tren transaksi jual beli-online, baik lewat platform e-commerce maupun media sosial. Sebab tidak semua kegiatan di mal bisa langsung tergantikan dengan kehadiran belanja di e-commerce.
"Menurut saya tidak mengancam karena pusat perbelanjaan adalah offline. Kalau marketplace adalah online. Jadi tidak bisa pusat perbelanjaan melawan e-commerce karena memang DNA-nya beda," kata dia.
Alphon mengatakan saat ini para pengusaha mall juga mulai melakukan digitalisasi pelayanan yang makin membuat pengunjung lebih nyaman. Misalnya layanan parkir kendaraan, sistem pembayaran di toko-toko ritel sudah mulai mengadopsi digitalisasi. Ini semakin meyakinkan bila masa depan mall masih tetap cerah.
"Singkatnya, menurut saya masih sangat berprospek," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)