Alasan harga BBM naik, JK sebut uang negara banyak dihamburkan
Menurut Jusuf Kalla, instrumen maju atau tidaknya negara tergantung pengelolaan anggaran.
Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menyentil kinerja pemerintahan sebelumnya yang melakukan pembiaran banyaknya anggaran negara yang dihamburkan untuk belanja konsumtif yang tidak membawa perbaikan pada ekonomi.
Anggaran negara banyak dihamburkan untuk belanja rutin seperti birokrasi dan subsidi yang nilainya tidak kecil. Padahal, menurut Jusuf Kalla, instrumen maju atau tidaknya negara tergantung pengelolaan anggaran.
-
Apa program Jenderal Muhammad Jusuf saat menjadi Panglima ABRI? Selama menjabat sebagai Panglima, ia membuat program ABRI Masuk Desa yaitu para prajurit dikirim ke pelosok desa untuk membantu proses pembangunan infrastruktur.
-
Kapan Jenderal Muhammad Jusuf menjabat sebagai Panglima ABRI? Kemudian, ia ditunjuk menjadi Panglima ABRI ke-7.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
"Instrumen APBN selama ini tidak bisa memberikan stimulasi akibat membelanjakan ke sektor konsumtif tidak memberikan stimulus ke bangsa. Anggaran habis untuk birokrasi dan subsidi," ucap Jusuf Kalla di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (18/11).
JK sapaan akrabnya, tak mau ini berlanjut. Itu menjadi alasan JK menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurutnya, langkah ini sebagai bagian dari merelokasi besarnya anggaran subsidi yang konsumtif ke sektor yang lebih produktif. Dengan begini, JK optimis APBN akan memberikan stimulus positif untuk perekonomian.
"Kita sudah lakukan semalam dan ini solusi memperbaiki APBN sebagai instrumen. Memang ada risiko tapi manfaatnya lebih besar," tegasnya.
JK juga menyindir ketidakberanian pemerintah sebelumnya dalam menaikkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan ini memang tidak populer tapi memberi dampak baik bagi perekonomian.
"Memang ada faktor risiko, tapi risiko kita akan mengubahnya dengan standar jelas. Ini harus karena tanpa perbaikan APBN, kebijakan baik sekalipun akan berjalan lamban," tegasnya.
(mdk/noe)