Alumni ITB: Buat kilang apung di Masela, RI jadi kelinci percobaan
"Bagi warga Maluku dan Indonesia Timur, pabrik LNG di atas kapal, tak pernah berlabuh sekalipun dalam mimpi mereka."
Alumni Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Forum angkatan tujuh tiga (Fortuga-ITB) mengkritik kecenderungan pemerintah memilih kilang terapung untuk pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi-Masela. Sebab, itu dinilai tak menguntungkan bangsa Indonesia.
"Bagi warga Maluku dan Indonesia Timur, pabrik LNG di atas kapal, tak pernah berlabuh sekalipun dalam mimpi mereka. Bak wahana luar angkasa terapung ratusan kilometer jauh dari daratan, dihuni dan dikelola entah oleh siapa dan hasilnya entah dibawa kemana, sementara mereka tetap tertinggal dibanding anak bangsa Indonesia lainnya," Demikian isi siaran pers Fortuga ITB, Selasa (6/10).
-
Dimana lokasi penemuan Batuan Sekis Mika di Karangsambung? Di daerah Karangsambung, Kebumen, terdapat sebuah batuan tua yang usianya mencapai 100 juta tahun. Batuan tersebut berlokasi di pinggir jalan penghubung antara Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Sadang, tepatnya di aliran Sungai Brengkok.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Dimana RS EMC Cikarang berlokasi? Saatnya kenali lebih dalam kondisi saraf terjepit dan penanganan lewat metode BESS yang dijelaskan oleh dr. I Made Buddy Setiawan, M.Biomed, Sp.OT(K)Spine yang berpraktek di RS EMC Cikarang, Pekayon dan Sentul ini.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Siapa yang dimakamkan di makam misterius di Salatiga? Dilansir dari kanal YouTube Tri anaera vloger, jasad yang dimakamkan di situ adalah seorang pemilik perkebunan kayu sekaligus penjual kayu olahan. Namanya Williem Gerard Herman van Blommstein.
-
Dimana BPH Migas melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan pasokan BBM? Demi memastikan keamanan pasokan BBM di Sulawesi Utara dan sekitarnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengunjungi Integrated Terminal (IT) di Bitung, Sulawesi Utara, pada Minggu (22/09/09/2024) lalu.
Adapun Forum itu diisi tokoh terkenal semacam Alhilal Hamdi (eks Menakertrans); Suwito Anggoro (eks CEO Chevron Indonesia); Yoga Suprapto (eks Dirut LNG Bontang); Fathor Rahman (eks Tenaga Ahli Kepala BP Migas); dan Ali Herman Ibrahim (eks Direktur PLN).
Proyek kilang apung gas alam cair (LNG), menurut mereka, seolah-olah pemerintah tak memiliki pilihan yang lebih baik. Padahal, proyek pencairan gas alam Masela terapung dengan kapasitas 7,5 juta ton per tahun bakal menghadapi dua tantangan.
Yakni, kestabilan operasi karena goyangan kapal dan keselamatan operasi disebabkan peralatan yang berdekatan satu sama lain.
"Sulit membayangkan Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan. Sedangkan berapapun besarnya investasi yang ditanam akan dibayar selama puluhan tahun oleh anak cucu kita melalui skema Cost Recovery."
Selain Indonesia, sebagai ilustrasi, Shell Floating LNG Prelude juga sedang dibangun di Australia. Meski kapasitasnya separuh LNG terapung Masela, namun panjangnya mencapai hampir 500 meter, lebar 75 meter dan berat terisi 600 ribu ton.
"Itu bakal berwujud seperti badan kapal terbesar di dunia. setara 4 kali tinggi Monas dan 5 kali lebih berat dari kapal induk Amerika, USS Nimmitz."
Fortuga ITB mengusulkan agar pengembangan Blok Masela dilakukan lewat pembangunan jalur pipa laut ke darat melalui palung Selaru-Tanimbar. Biaya investasinya hanya sebesar USD 16 miliar, lebih murah ketimbang terminal terapung yang mencapai USD 22 miliar.
"Kami sudah melakukan berbagai penelitian, kajian dan perhitungan ulang serta membandingkan beberapa proyek pengembangan migas di darat dan laut dalam seperti di Gulf of Mexico, North Sea, Afrika-Eropa (Medgaz Pipeline), Rusia – Turki (pipa gas Laut Hitam), Australia dan Indonesia."
(mdk/yud)