Alumni ITB tuding konsultan asing Blok Masela tak kredibel
Dinilai hanya akan membenarkan kajian sudah dibuat Inpex selaku operator Blok Masela.
Forum Tujuh Tiga Institut Teknologi Bandung (Fortuga-ITB) menuding konsultan asing yang dipakai SKK Migas untuk mengkaji opsi terbaik pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi-Masela tak kredibel. Sebab, konsultan itu dinilai hanya akan membenarkan kajian sudah dibuat Inpex selaku operator Blok Masela.
"Seperti janji Sudirman Said (Menteri ESDM) hasil kajian konsultan akan selesai 23 Desember. Jadi bisa dibayangkan semua data dan angka-angka hanya berpindah tempat saja. Karena konsultan ini bekerja baru minggu lalu," tutur Yoga Suprapto, anggota forum alumni ITB angkatan 1973 tersebut, di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (22/12).
-
Dimana lokasi penemuan Batuan Sekis Mika di Karangsambung? Di daerah Karangsambung, Kebumen, terdapat sebuah batuan tua yang usianya mencapai 100 juta tahun. Batuan tersebut berlokasi di pinggir jalan penghubung antara Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Sadang, tepatnya di aliran Sungai Brengkok.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Dimana RS EMC Cikarang berlokasi? Saatnya kenali lebih dalam kondisi saraf terjepit dan penanganan lewat metode BESS yang dijelaskan oleh dr. I Made Buddy Setiawan, M.Biomed, Sp.OT(K)Spine yang berpraktek di RS EMC Cikarang, Pekayon dan Sentul ini.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Siapa yang dimakamkan di makam misterius di Salatiga? Dilansir dari kanal YouTube Tri anaera vloger, jasad yang dimakamkan di situ adalah seorang pemilik perkebunan kayu sekaligus penjual kayu olahan. Namanya Williem Gerard Herman van Blommstein.
-
Dimana BPH Migas melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan pasokan BBM? Demi memastikan keamanan pasokan BBM di Sulawesi Utara dan sekitarnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengunjungi Integrated Terminal (IT) di Bitung, Sulawesi Utara, pada Minggu (22/09/09/2024) lalu.
Mantan Direktur LNG Bontang itu mengatakan kajian Inpex terkait pengembangan Blok Masela tak benar. Ongkos pembangunan pipa laut dibuat lebih besar ketimbang kilang apung
Data Inpex menyebut biaya pembangunan fasilitas darat atau onshore LNG (OLNG) itu mencapai USD 20,662 miliar untuk kapasitas 2x4 juta merik ton per tahun.
"Besaran biaya ini karena ada kesengajaan melakukan mark up biaya biaya yang senagaja dibuat tinggi supaya kelihatan OLNG tidak feasible karena ada penggelembungan biaya," ujar Yoga.
Inpex, lanjutnya, mematok biaya fasilitas Pengolahan di atas sumur gas sebesar USD 4,82 miliar. Padahal, menurut kalkulsi Fortuga, maksimal USD 2,0 miliar.
"Sehingga ada perbedaan US$2,82 miliar," ujarnya.
Kemudian, Inpex mematok ongkos pekerja USD 1,7 miliar. Ada selisih USD 1,4 miliar dari hitungan Fortuga yang hanya sebesar USD 0,3 miliar.
Lalu, biaya logistik dipatok USD 1,3 miliar selisih USD 1 miliar dari USD 0,3 miliar.
"Ini supaya terlihat tak efesien, jadi data ini jika dibandingkan dengan estimasi tim fortuga sebesar USD 15,442 miliar, dan dari data inpex mampu mencapai USD 20,662 miliar."
Selain Yoga, Fortuga diisi tokoh terkenal semacam Alhilal Hamdi (eks Menakertrans); Suwito Anggoro (eks CEO Chevron Indonesia); Fathor Rahman (eks Tenaga Ahli Kepala BP Migas); dan Ali Herman Ibrahim (eks Direktur PLN).
Forum itu mengusulkan pembangunan pipa laut ke darat melalui palung Selaru-Tanimbar. Sementara Kementerian ESDM lebih cenderung memilih pembangunan kilang apung.
Baca juga:
Alumni ITB: Proyek kilang apung LNG Masela berisiko tinggi
Kilang apung LNG di Blok Masela disebut bakal majukan ekonomi
Sudirman Said: Harga minyak anjlok ikut gerus penerimaan negara
Sudirman Said pastikan harga BBM Premium turun di Januari 2016
Pertamina akui tengah 'bergantung' minyak dari Aljazair