Amerika Serikat Bangkit, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023 Meroket ke Level 5,2 Persen
Ekonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 2,1 persen (yoy).
Ekonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 2,1 persen (yoy).
- Pilpres Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat, Kok Bisa?
- Tentara Amerika Serikat Mendadak jadi 'Kuli' Bangunan di SD Jatim, Ngaduk Semen Hingga Bawa Bata jadi Sorotan
- Menko Airlangga Klaim Pertumbuhan Ekonomi RI Salip Amerika Serikat
- Ular Ini Pembunuh Massal Paling Menakutkan di Amerika, Ada Hadiah Rp450 juta untuk Membunuhnya
Amerika Serikat Bangkit, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023 Meroket ke Level 5,2 Persen
Ekonomi Amerika Serikat Tumbuh 5,2 Persen pada
Kuartal III-2023
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal III-2023 sebesar 5,2 persen (yoy). Ekonomi Negeri Paman Sam ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 2,1 persen (yoy).
Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi peningkatan inflasi dan tingginya biaya pinjaman pada awal tahun ini.
Melansir CNN Business, angka terbaru yang dirilis pada Rabu (29/11) lalu mencerminkan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan perkiraan awal Departemen Perdagangan sebesar 4,9 persen.
Hal ini memperhitungkan investasi bisnis yang lebih besar, pengeluaran pemerintah, investasi perumahan dan pertumbuhan inventaris.
Investasi tetap non-perumahan, atau belanja bisnis AS direvisi naik ke tingkat pertumbuhan 1,3 persen pada kuartal ketiga dari penurunan 0,1 persen.
Adapun investasi residensial, yang secara umum mencerminkan kondisi pasar perumahan, direvisi jauh lebih tinggi, menjadi 6,2 persen dari 3,9 persen.
Sementara itu, belanja konsumen, mesin ekonomi utama Amerika, direvisi sedikit lebih rendah, menjadi 3,6 persen turun dari perkiraan awal sebesar 4 persen.
Namun, angka ini masih merupakan laju pertumbuhan ekonomi yang solid.
Setelah kuartal ketiga yang kuat, perekonomian AS diperkirakan akan tumbuh jauh lebih lambat pada bulan-bulan terakhir tahun ini. Pemicunya karena berkurangnya tabungan akibat pandemi dan suku bunga yang tetap berada pada level tertinggi dalam 22 tahun.
Belanja konsumen juga tampaknya solid untuk saat ini.
Kondisi ini ditopang oleh penjualan musim Black Friday dan Cyber Monday yang mencapai rekor tertinggi, menurut Adobe Analytics.
Namun, belanja pada kuartal keempat diprediksi tidak akan terlalu besar.
Penjualan ritel turun pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, turun 0,1 persen pada bulan itu dibandingkan bulan September.
Perkiraan PDB kuartal keempat secara real-time juga mencerminkan laju pertumbuhan yang lebih lambat.
The Fed Atlanta saat ini memproyeksikan PDB kuartal keempat akan berada pada tingkat tahunan 2,1 persen.
Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell memastikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menyeimbangkan risiko inflasi meningkat kembali versus risiko perlambatan ekonomi AS.
"Mungkin secara struktural perekonomian AS sedikit lebih tahan terhadap suku bunga," kata Jerome Powell, dikutip dari CNN Business, Jumat (10/11) lalu.
Powel menunjuk pada pemilik rumah yang mengunci suku bunga hipotek sangat rendah selama pandemi, dan tidak menjual properti mereka karena kenaikan suku bunga.
Powell dan pejabat the Fed lainnya juga melihat imbal hasil obligasi yang lebih tinggi memainkan peran penting dalam mendinginkan perekonomian, karena hal ini berarti biaya pinjaman yang lebih tinggi.
"Suku bunga yang lebih tinggi ini sebenarnya berdampak pada hipotek masyarakat, biaya seluruh utang dengan suku bunga mengambang terkena dampaknya, sehingga berdampak pada perekonomian," jelas Powell.