Anjlok, Konsumsi Rumah Tangga Kuartal III 2021 Cuma 1,03 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 hanya 1,03 persen. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal II-2021 sebesar 5,96 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 hanya 1,03 persen. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal II-2021 sebesar 5,96 persen.
"Konsumsi rumah tangga tumbuhnya tipis 1,03 persen, mengalami perlambatan dari kuartal II yang tumbuhnya 5,96 persen," kata Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BSI menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan perekonomian Aceh? Posisi September 2023, secara tahunan aset BSI di Aceh tumbuh 10,99% menjadi Rp19,40 triliun. Pembiayaan tumbuh 16,32% menjadi Rp18,86 triliun dengan 44,30% porsinya diserap sektor UMKM. Pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 2,57% menjadi Rp15,30 triliun. Sedangkan pencapaian laba sebesar Rp474 miliar.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Kondisi ini dipicu terkontraksinya penjualan eceran untuk komoditas sandang seperti suku cadang dan aksesoris sebesar 14,27 persen, peralatan informasi 9,29 persen dan telekomunikasi 32,38 persen.
Sementara itu, untuk komoditas makanan minuman dan tembakau tumbuh 5,79 persen. Angka ini menguat dibandingkan kuartal III-2020.
Selain itu, jumlah penumpang kereta api dan pesawat domestik dan internasional juga mengalami kontraksi. Tercatat kontraksi penumpang angkutan rel hingga 40,10 persen dan penumpang pesawat 23,3 persen.
"Jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik dan internasional masing-masing terkontraksi sebesar 40,10 persen dan 23,30 persen," kata dia.
Selanjutnya
Meski begitu nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit tumbuh 9,42 persen. Capaian ini meningkat dibandingkan tahun lalu pada kuartal III yang mengalami kontraksi 8,75 persen.
"Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit tumbuh 9,42 persen, menguat dibandingkan triwulan III-2020 yang terkontraksi sebesar 8,75 persen," kata dia.
Margo menambahkan, melemahnya konsumsi rumah tangga berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. "Jadi konsumsi rumah tangga ini berpengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi secara garis besar," kata dia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 sebesar 1,55 persen (qtq) dan 3,51 persen (yoy). Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
(mdk/bim)