Arcandra Tahar: Indonesia akan alami krisis minyak 12 tahun lagi
"Cadangan kita sudah tidak ada lagi, sementara minyak terus diproduksi."
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bercerita mengenai kondisi sumber daya alam Indonesia, terutama soal minyak. Menurut Arcandra, Indonesia dalam 12 tahun ke depan akan mengalami krisis atau defisit minyak.
Salah satu penyebabnya adalah permintaan akan minyak yang terus bertambah. Sedangkan cadangan atau penemuan sumber minyak baru tidak pernah ada.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Di mana lokasi terowongan misterius ini berada? Terowongan ini masuk kawasan desa yang hilang di perbatasan Mojokerto
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
"Cadangan kita sudah tidak ada lagi, sementara minyak terus diproduksi, ke depan Indonesia akan mengalami kesulitan mencari minyak," ujar Arcandra di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (8/9).
Arcandra mengatakan, bila kondisi ini tidak segera dicarikan solusi bukan mustahil Indonesia akan mengalami krisis minyak.
"Cadangan dibagi produksi cuma sampai 12 tahun, kalau dilihat 12 tahun lagi kita kesulitan produksi minyak," katanya.
Faktor lain yang membuat Indonesia akan mengalami krisis minyak adalah kegiatan eksplorasi terus mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan aktivitas pengeboran yang juga menyusut, dari 70 menjadi 16 aktivitas.
"Ini karena tidak didorong aktivitas eksplorasi," ujar Arcandra.
Arcandra menduga, penyebab turunnya kegiatan kandungan cadangan minyak disebabkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan Dan Perlakuan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi.
"Ini bukti apakah kita punya masalah dalam cari cadangan, jawabannya iya. Kalau eksplorasi tidak berkembang sangat diyakini produksi kita turun," jelas dia.
Baca juga:
Cerita JK soal melimpahnya cadangan minyak RI hingga harus impor
Bos Kadin dan Apindo beda pendapat soal holding BUMN Migas
Kadin: Penggunaan gas ciptakan tenaga kerja baru & tingkatkan pajak
FSRU Lampung kembali serap kargo LNG kelima dari Tangguh
Menteri Rini sebut holding BUMN Migas bisa terwujud September ini