Bangun proyek listrik Jawa-Bali, pemerintah utang USD 249 juta
Pemerintah akan menyicil setelah proyek selesai dibangun pada 2019.
Kementerian Keuangan mendapatkan pendanaan asing sebesar USD 249 juta. Itu untuk menutupi separuh dari biaya pembangunan proyek interkoneksi listrik Jawa-Bali yang sebesar USD 410 juta.
Sisa biaya USD 151 juta bakal berasal dari kantong PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun pendanaan asing sebesar USD 249 juta itu berasal dari Asian Development Bank (ADB) USD 224 juta dan Asean Infrastructure Fund (AIF) USD 25 juta.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana cara PLTA Kracak menyalurkan listrik? “Jadi ini listriknya disalurkan ke Bogor, yang saat itu Buitenzorg sedang butuh, terutama untuk penerangan kantor gubernur. Setelah Buitenzorg memiliki penerangan, listrik disalurkan ke Tanjung Priuk untuk operasional Trem dan perkotaan,” kata sang kreator, Jejak Siborik.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, pinjaman asing tersebut memiliki tenor 20 tahun. Pemerintah akan mulai menyicilnya setelah proyek selesai dibangun.
"Jadi proyek ini selesai dulu, ditargekan Maret 2019. Setelah 2019, mulai dicicil bunganya sampai 20 tahun," ungkap Robert selepas menyaksikan nota kesepahaman terkait proyek tersebut, di Jakarta, Senin (30/12).
Adapun bunga yang wajib dibayar pemerintah adalah sebesar London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 40 basis poin. Selain itu, pemerintah juga harus menanggung commitmen charge sebesar 0,15 persen per tahun dan bunga maturity 0,10 persen.
Robert mengatakan sepanjang selat yang menghubungkan Jawa-Bali akan dibangun menara setinggi Eiffel di Paris dan menggunakannya untuk menyambungkan kabel listrik berkekuatan 500 kilovolt. Tujuannya, menggenjot rasio elektrifikasi di Pulau Dewata.
"Ada titik di antara Jawa-Bali jaraknya cuma 2,5 kilometer. Itu akan dibangun menara setinggi Eiffel, disambungkan kabel."
Hadir dalam acara tersebut Country Director Indonesia Asian Development Bank (ADB) Adrian Ruthenberg dan Direktur Utama PLN Nur Pamudji.
(mdk/yud)