Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Bank Indonesia (BI) optimis nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan lebih menguat dan stabil di masa mendatang. Salah satu pemicunya yaitu suku bunga acuan AS Fed Fund Rate atau The Fed yang sudah mencapai puncaknya, sehingga berpotensi besar ada penurunan di tahun ini atau di tahun depan.
- BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya
- Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen
- Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024
- Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa sebelum Covid-19, suku bunga The Fed hanya berada di level 0,25 persen, namun pasca covid-19 hingga saat ini sudah berada di level 5,25 persen.
"0,25 persen ke 5,25 persen kalau hitungan matematika itu kenaikannya 2.000 persen. Nah itu sudah sampai peak-nya dan semua menyakini akan turun tapi kita tidak tahun kapan apakah tahun ini atau tahun depan," ujar Ramdan dalam acara Editor Briefing di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Senin (22/7).
Menurut dia, periode ini menyebabkan risk off dan negara-negara emerging market bakal ketiban aliran modal asing (capital inflow) yang lebih baik.
Apalagi Indonesia memiliki Fundamental ekonomi yang bagus. Hal ini terbukti dari cadangan devisa yang tinggi sebesar USD 140,2 miliar per Juni 2024, Inflasi terkendali di level 2,51 persen.
Kemudian neraca pembayaran Indonesia yang tetap sehat dan perekonomian yang tumbuh positif di angka 5,1 persen.
"The Fed sudah mencapai peak-nya dan itu diikuti semua negara maju. dan kalau negara yang tidak punya fundamental ekonomi sebagus Indonesia itu tidak akan mendapatkan capital inflow," imbuhnya.
Bila dilihat lebih jauh, nilai tukar Rupiah melemah 4,84 persen (ytd) dari level akhir Desember 2023, namun pelemahan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea masing-masing sebesar 5,14 persen, 5,44 persen, dan 7,03 persen.