Beredar Kabar Beras Impor dari China Beracun, Begini Respons Keras Budi Waseso
Jangan hanya minta maaf lalu selesai. Kasus Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping sudah berbincang mengenai stok beras dan pemerintah China siap membantu Indonesia untuk kebutuhan pangan di RI.
Beredar Kabar Beras Impor dari China Beracun, Begini Respons Keras Budi Waseso
Beredar Kabar Beras Impor dari China Beracun, Begini Respons Keras Budi Waseso
Beredar informasi di masyarakat bahwa beras Bulog selalu identik dengan beras yang tidak berkualitas atau jelek. Bahkan ada yang menyebut Bulog mengedarkan beras beracun. Beras beracun tersebut kabarnya datang dari China.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, Indonesia belum melakukan impor beras dari China. Menurut Buwas sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping memang sudah berbincang mengenai stok beras dan pemerintah China siap membantu Indonesia untuk kebutuhan pangan di RI.
"Saya baru ngomong beras dari China saja sudah ada yang mem blow up beras dari China yang beracun, ini sebenarnya pemikiran-pemikiran kenapa sih ada yang berpikir negatif tentang pangan, padahal ini berbahaya. Beras dari China itu belum saya datangkan, mana mungkin ada berita yang mengatakan beras China beracun," kata Budi Waseso di Jakarta, Kamis (12/10).
"Kasihan saudara-saudara kita yang tidak mampu yang membutuhkan beras hari ini gara-gara berita itu jadi semua gelisah yang di yang disudutkan Bulog seolah-olah Bulog ini menyalurkannya semaunya beras kualitas rendah tidak ada keamanan yang dijamin untuk masyarakat," sambung Budi Waseso.
Tak hanya itu, beredar juga informasi bahwa ada beras plastik dari China. Budi Waseso membandingkan beras sama plastik lebih mahal plastik, dan itu merupakan hal yang tidak masuk akal.
"Ini upaya upaya kelompok-kelompok tertentu yang mau diskreditkan pemrintah melalui pangan. Ini ingin menciprakan keresahan pada masyarakat kita. Khususnya masyarkat yang sekarang sedang mendapatkan program bantuan pangan beras dari pemerintah atau presiden," tegas Budi Waseso.
Budi Waseso menegaskan bahwa ini merupakan pelanggaran hukum dan kejahatan. Dia meminta kepada Satuan Tugas (satgas) dan kepolisian, jangan hanya minta maaf lalu selesai. Ini harus ditindaklanjuti secara hukum.
"Harus ada tindak lanjut secara hukum. Jangan dibiarkan," Imbuhnya.
Sebagai informasi, Perum Bulog bersama Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Indonesia melakukan pengecekan beras langsung proses pembongkaran kapal beras impor yang baru sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada kamis (12/10).
Dia menuturkan sebelum dimuat ke dalam kapal, di negara asal akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Surveyor Independent kemudian setelah sampai di Indonesia dilakukan pemeriksaan lagi oleh Badan Karantina Indonesia mulai dari karantina, di cek mengenai mutu baik secara kualitas dan kuantitas, bahkan keamanan dan kesehatannya pun tak luput diperiksa juga.
“Hari ini yang bersamaan ada 17 pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia yang sedang bongkar muat seperti sekarang ini. Beras impor dari negara asal yang masuk ke gudang BULOG itu sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan. Jadi yang ada di gudang-gudang BULOG sudah sangat dipastikan aman semuanya," kata Buwas dalam acara pengecekan muatan impor beras di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10).