Biaya pelatihan membatik bisa sampai Rp 30 juta
"Yang bikin mahal itu bukan di cantingnya, itu hanya Rp 3.500-4.000, bahkan kain hanya Rp 40.000," ujar dia.
Pengrajin Batik asal Pekalongan, Mustar Sidiq mengatakan batik merupakan warisan budaya yang banyak digandrungi masyarakat lokal maupun mancanegara. Moncernya bisnis batik di Tanah Air membuat mereka yang jeli melihat peluang pelatihan batik di berbagai daerah.
Sayangnya, biaya pelatihan membatik masih terbilang mahal, yakni bisa mencapai Rp 30 juta untuk satu instruktur (pengajar). Hal ini sesuai dengan kesulitan dan ilmu yang diberikan oleh para instruktur.
-
Kapan motif batik kawung diciptakan? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
-
Di mana batik encim berasal? Pekalongan adalah kota di pesisir utara Pulau Jawa yang pada zaman dahulu dijadikan sebagai pelabuhan besar untuk disinggahi oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia seperti Cina, Arab, dan Eropa.
-
Apa itu batik kawung? Batik kawung termasuk jenis batik populer yang unik dan menarik. Batik adalah seni tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya bangsa. Baju batik, dengan corak dan warnanya yang khas, tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
-
Batik apa yang dikenakan oleh Ibu Susi Sulistiyanto? "Bangga, rasanya bangga dapat mempromosikan diplomasi Batik secara total malam ini. Meski ini pertama kalinya kami turut serta acara ini, kami bersyukur audiens dari kalangan diplomat dan pengusaha menyambut baik. Bahkan sejumlah audiens langsung mendekati kami seusai pagelaran untuk menanyakan busana yang kami kenakan,"
-
Apa ciri khas batik Tarakan? Batik tarakan sendiri memiliki motif khas, yakni nuansa melayu yang sesuai dengan khazanah masyarakat Tidung.
-
Bagaimana para perajin batik Bayat mendapatkan inspirasi motif batik? Untuk motifnya kami membuat menurut kempuan dan kesukaannya, kadang kami dapat daun di kebun itu terus dipetik dan dibuat batik. Ada juga yang terjun ke sawah lalu lihat burung, kemudian dijadikan batik,” terangnya.
"Yang bikin mahal itu bukan di cantingnya, itu hanya Rp 3.500-4.000, bahkan kain hanya Rp 40.000. Tapi yang bikin mahal itu proyek instruktur memberi pelatihan selama 5 hari bisa mencapai Rp 30 juta," ujar Sidiq di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (21/4).
Dia menambahkan, biasanya dalam satu daerah ada program dari pemerintah yang menyediakan pelatihan membatik kepada masyarakat. Pemerintah pun menganggarkan sebesar Rp 25-30 juta untuk 1 orang instruktur.
"Tapi pelatihan itu hanya satu minggu jadi setelah masyarakat belajar dari pelatihan itu pasti mereka mau belajar secara pribadi. Tapi para instruktur itu membandrol dengan harga yang sama, yaitu Rp 25-30 juta," kata dia.
Namun, jumlah instruktur batik di Indonesia masih tergolong rendah, yakni hanya mencapai ratusan hingga ribuan orang. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan besarnya minat masyarakat untuk belajar batik.
"Instruktur batik itu cuma ratusan hingga ribuan orang. Bahkan, dari Pekalongan hingga Jogja saya hanya bertemu 70 orang. Bahkan saya sendiri sampai kualahan mengajar batik," pungkas dia.
(mdk/sau)