Borneo Energy akan pangkas utang di Standard Chartered
Utang BORN di Standard Chartered Bank sebesar USD 795 juta dan rencananya perseroan akan membayar USD 500 juta.
PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk (BORN) berambisi memangkas utang mereka di Standard Chartered Bank yang saat ini mencapai USD 795 juta. Perseroan berencana membayar USD 500 juta atau Rp 5,67 triliun.
Ini dilakukan untuk menekan tingkat bunga sekaligus memperpanjang jangka waktu pinjaman. Perseroan memiliki total utang mencapai USD 1 miliar. Sampai dengan September 2013, BORN telah membayar sebesar USD 205 juta atau sekitar Rp 2,32 triliun.
-
Apa yang dituntut kepada SYL? SYL dituntut pidana penjara 12 tahun dan denda Rp500 juta subsider pidana kurungan 6 bulan dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementan pada rentang waktu 2020-2023.
-
Siapa yang berperan penting dalam pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya? “Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,” kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Kapan siswi SD tersebut ditusuk matanya? Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Siapa yang terlibat dalam program pelatihan profesional muda di China Merchants Bank? Shi baru saja menyelesaikan studinya di Sekolah Ekonomi Universitas Xiamen. Dia terlibat dalam program di China Merchants Bank yang bertujuan untuk melatih profesional muda dalam posisi kepemimpinan, yang biasanya menyediakan gaji yang kompetitif dan kesempatan untuk berkembang.
-
Apa yang dimaksud dengan santet? Santet, sebuah bentuk kejahatan spiritual yang kerap kali diselimuti mitos dan ketakutan, dapat menyerang siapa saja tanpa peringatan.
"Sisa utang perseroan di Standard Chartered Bank sebesar USD 795 juta dan kita punya rencana untuk bayar utang lagi sekitar USD 300 sampai 500 juta ke Standard Chartered Bank," ujar Presiden Direktur BORN, Alexander Ramlie saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BORN di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (16/10).
Terkait sumber dana, dia menyebut berasal dividen Bumi Plc dan penjualan saham dari salah satu entitas usahanya, PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT). Total dividen yang akan dikeluarkan oleh Bumi Plc pada bulan November 2013 mencapai USD 400 juta.
Sedangkan dana yang nantinya akan diterima oleh BORN sebesar USD 200 juta. Uang hasil pembagian keuntungan inilah yang dijadikan salah satu struktur refinancing hutang miliknya di Standard Chartered Bank.
Tidak hanya itu, perseroan berniat mendivestasi 20 persen saham Asmin Koalindo Tuhup kepada investor strategis. Diakuinya, sudah ada pembicaraan dengan beberapa perusahaan untuk memuluskan aksinya dalam penjualan saham tersebut.
Namun dia juga mengatakan, transaksi ini akan dilakukan setelah proses pemisahan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan Bumi Plc selesai.
"Penjualan AKT kita targetkan selesai pada akhir kuartal satu 2014," jelasnya.
Bila rencana ini terwujud, maka utang yang nantinya ditanggung perseroan menjadi USD 295 juta.
(mdk/noe)