Bos Bulog ungkap penyebab rendahnya serapan beras hingga buat gudang penuh
Buwas mengungkapkan, ada beberapa kendala yang menyebabkan serapan beras Bulog tersebut rendah. Salah satunya adalah masih melimpahnya stok beras di tingkat pedagang.
Gudang penyimpanan beras Bulog saat ini penuh untuk menyimpan stok. Gudang berkapasitas 3 juta ton tersebut tidak mencukupi lagi untuk menyimpan stok beras. Bahkan Bulog terpaksa harus menyewa gudang lain untuk menampung cadangan beras.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, saat ini stok beras Bulog yang tidak bergerak di gudang mencapai 2,4 juta ton.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Apa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa isi dari Bubur Ase? Mengutip Instagram Majalah Jakita Pemrov DKI Jakarta, Bubur Ase merupakan kuliner bubur nasi yang diberi isian sayur berupa irisan timun, tauge, selederi dan asinan sawi. Selanjutnya bubur nasi beserta isiannya disiram kuah semur berisi daging sapi dan potongan tahu putih.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
"Hari ini riil yang tidak bergerak di gudang kita 2,4 juta ton. Kurang lebih ada 500.000 ton beras kita, beras milik negara ini harus kita simpan di luar gudangnya Bulog, hari ini masih kita sewa," kata Buwas saay ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (14/9).
Buwas berharap, beras - beras tersebut bisa segera terserap oleh pasar. "Kalau berasnya kita, yang ada di Bulog bisa diserap dengan pasar yang banyak itu akan meringankan Bulog dan juga akan menstabilkan harga," ujarnya.
Namun kenyataannya, saat ini serapan beras Bulog masih jauh di bawah harapan. Target serapan 15.000 ton hanya mampu terpenuhi sekitar 1.000 ton saja. "Hasil putusan ratas itu kita diwajibkan mensupplai ke pangan setiap hari 15 ribu ton. Bulog ingin 15.000 itu terealisasi. Faktanya hari ini rata-rata gak sampai 1.000 ton yang terserap," ungkapnya.
Buwas mengungkapkan, ada beberapa kendala yang menyebabkan serapan beras Bulog tersebut rendah. Salah satunya adalah masih melimpahnya stok beras di tingkat pedagang.
"Kita cari kenapa penyebabnya, ternyata di pasarnya masi banyak nih. Tadi pedagang mengatakan stok kami masih banyak. Kita juga mau supplai ke Cipinang sebanyak- banyaknya, tapi mereka juga mengatakan belum perlu karena masih punya stok banyak."
Di satu sisi, Buwas mengapresiasi kondisi ini menandakan bahwa produksi beras dalam negeri cukup tinggi dan melimpah ruah.
"Ini artinya bahwa produksi kita sangat luar biasa. Jadi perhitungan saya sampai akhir tahun tidak perlu impor. Insya Allah justru jangan-jangan tahun depan kita bisa ekspor. Perhitungan saya, sampai akhir tahun pasokan bisa sampai 3 juta ton, itu yang buat saya pening. Maksudnya yang buat saya pening adalah saya harus menyiapkan gudang tambahan kalau ini tidak terserap setiap harinya sekitar 15 ribu ton per hari."
Baca juga:
Bulog akan jual gula, tepung dan minyak goreng sachet seharga Rp 2.500
Stok Bulog diperkirakan tembus 3 juta ton, tahun depan RI ekspor beras
Gudang sudah penuh, Bulog turunkan harga beras untuk pengecer
Stok beras Bulog melimpah hingga harus pinjam gudang TNI
Fadli Zon sebut Bulog kesulitan simpan beras impor karena terlalu banyak
Dirut Perum Bulog raker dengan Komisi IV DPR