BPS catat impor Indonesia Juni 2016 meningkat 7,86 persen
Nilai ini justru menurun 7,41 persen jika dibandingkan dengan impor pada Juni 2016 sebesar USD 12,97 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juni 2016 mencapai USD 12,02 miliar, naik 7,86 persen dibandingkan Mei 2016 yang mencapai USD 11,14 miliar. Namun, nilai ini justru menurun 7,41 persen jika dibandingkan dengan impor pada Juni 2016 sebesar USD 12,97 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan nilai impor ini dipengaruhi oleh impor nonmigas yang meningkat 9,07 persen, yakni dari USD 9,47 miliar menjadi USD 10,33 miliar. Sedangkan dibandingkan Juni 2015, nilai impor ini turun 0,66 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Sementara itu, impor migas juga meningkat 1,02 persen, yakni dari USD 1,66 miliar menjadi USD 1,68 miliar. Lagi-lagi jika dibandingkan Juni tahun lalu nilai ini masih turun 34,61 persen," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Kamis (15/7).
Secara kumulatif Januari-Juni 2016, nilai impor Indonesia mencapai USD 65,92 miliar, turun 10,86 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Di mana impor migas mencapai USD 8,61 miliar dan impor nonmigas mencapai USD 57,3 miliar.
Peningkatan impor nonmigas terbesar terjadi pada golongan mesin dan peralatan listrik yang mencapai USD 289,1 juta. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada golongan pesawat terbang dan bagiannya sebesar USD 95,8 miliar.
Suryamin menambahkan, Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar di Indonesia dengan nilai sebesar USD 14,96 miliar, meningkat dari bulan Mei 2016 sebesar USD 12,26 miliar. Disusul Jepang dengan nilai impor sebesar USD 6,27 miliar, dan Thailand sebesar USD 4,51 miliar.
"Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 22,00 persen, ini menirun dari Mei 2016 yang sebelumnya mencapai 22,26 persen. Sementara dari Uni Eropa sebesar 9,39 persen, ikut menurun dari Mei 2016 yang mencapai 9,51 persen," imbuhnya.
(mdk/sau)