BPS: Nilai Tukar Petani September Naik Tipis
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 sebesar 101,66. Angka ini naik dibandingkan posisi NTP Agustus 2020 yang hanya sebesar 100,65.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 sebesar 101,66. Angka ini naik dibandingkan posisi NTP Agustus 2020 yang hanya sebesar 100,65.
"Kalau kita bandingkan posisi Agustus lalu NTP kembali meningkat tentunya ini berita yang menggembirakan," kata Kepala BPS, Suharyanto, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/10).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan sektornya, seluruh sektor NTP mengalami peningkatan. Di sektor tanaman pangan mencapai 101,53 afah naik sebesar 0,9 persen dari bulan sebelumnya. Itu terjadi dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan cukup tinggi 0,85 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan.
"Jadi ketika harga indeks mengalami kenaikan sementara indeks harga dibayar petani mengalami penurunan menyebabkan NTP untuk sub sektor tanaman pangan meningkat 0,9 persen," jelas dia.
"Komoditas utama yang menyebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan adalah karena ada kenaikan harga gabah di tingkat petani," sambung dia.
Kemudian kenaikan lainnya juga terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yakni 105,76 atau naik 2,67 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga diterima petani mengalami kenaikan cukup tinggi karena kenaikan produk perkebunan seperti harga kelapa sawit, karet, kakao, kopi, tembakau dan sebagiannya.
"Jadi kalau kita liat perkembangan NTP perkebunan rakyat September ini menggembirakan kami harapkan akan terus meningkat di bulan-bulan berikutnya.
NTP Peternakan
Sementara itu, NTP pada dua subsektor lainnya yakni petenakan dan hortikultura mengalami penurunan yakni masing-masing 0,63 persen dan 0,43 persen.
Untuk diketahui, NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.