Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras
BPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).
Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan cadangan pasokan beras dalam negeri aman dan tidak akan ada menambah kuota impor cadangang beras, walaupun El Nino diprediksikan akan memberikan dampak ke tanah air.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (BPN) menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).
- Bayu Krisnamurthi Gantikan Budi Waseso Pimpin BULOG
- Pemerintah Siapkan 19 Gudang Bulog di IKN, Jamin Stok Pangan Tetap Aman
- Bulog Percepat Realisasi Impor dengan Perbanyak Destinasi Pelabuhan Penerima
- Kejari Bongkar Korupsi Proyek Pelabuhan Batang Rugikan Negara Rp12 Miliar, Dua Orang Ditetapkan Tersangka
Penugasan disampaikan melalui surat penugasan Badan Pangan Nasional yang ditandatangani pada 24 Maret 2023.
"Sekarang karena prediksi juga panennya mencukupi, nah kita lihat saja nanti perkembangannya. Tidak, Tidak ada impor tambahan. Kan kita dulu dapat kuota 2 juta ton, tidak ada tambahan lagi," ujar Budi saat ditemui, di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (16/8).
Merdeka.com
Menurutnya, impor dilakukan melihat daripada kebutuhan, jangan sampai tidak membutuhkan impor namun tetap mengharuskan impor tersebut.
"Tapi kalau kita butuh impor ya kita impor, jadi sesuai dengan kebutuhan," tuturnya.
Sampai saat ini, impor beras yang masuk ke Indonesia sudah 1,3 juta ton dari 2 juta ton.
"Ini sudah kita kuasai, tinggal masuk 700 ton lebih sudah di kita, sisanya 400-an," jelasnya.
Walaupun sempat ada penurunan produksi beras petani sebanyak 5 persen, namun dia yakin bahwa kebutuhan beras RI masih terpenuhi meskipun ada penurunan.
"Ya, ya, ya memang ada penurunan produk, itu diproduksi, tapi kebutuhan kan masih terpenuhi," ucapnya.
Tambahan 1 juta ton tersebut, berasal dari India, di mana Zulhas telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan India. Menanggapi hal tersebut, Budi menyebut bahwa penambahan 1 juta ton cadangan beras impor belum pasti dan pelarangan ekspor pemerintah India tidak akan memberikan dampak kepada RI.
"Itu belum fix. Kita nggak terganggu harus dari suatu negara, yang penting berasnya bagus, harganya bagus, kualitasnya bagus. Kalau di India itu kan tastenya pera, jadi tidak dominan beras Indonesia. Maka kita ambil bisa dari Thailand, Vietnam, Myanmar sekarang juga Laoks, ada juga Kamboja, Pakistan, jadi nggak ada masalah," tegasnya.