Bulog Tunda Ekspor 100.000 Ton Beras ke Arab Saudi
Budi Waseso menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin kontrak kerja sama ekspor beras dengan Arab Saudi awal tahun, namun batal pada tahun ini karena negara tersebut yang masih memberlakukan karantina wilayah (lockdown).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan bahwa rencana untuk mengekspor beras sebanyak 100.000 ton ke Arab Saudi harus tertunda akibat pandemi Covid-19.
Budi Waseso menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin kontrak kerja sama ekspor beras dengan Arab Saudi awal tahun, namun batal pada tahun ini karena negara tersebut yang masih memberlakukan karantina wilayah (lockdown).
-
Siapa yang menugaskan BULOG untuk mengimpor beras? “Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton”, ujar Tomi.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Apa yang terjadi pada oknum buruh yang mempermainkan beras di gudang BULOG? Oknum buruh yang merupakan tenaga harian lepas di gudang Banjar Kemantren 2 dalam video tersebut sudah tidak dipekerjakan lagi dan Kepala Gudang Banjar Kemantren 2 sudah diberikan Surat Peringatan (SP) dan dimutasi.
-
Dari mana BULOG mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia? “Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, tambah Tomi.
-
Apa yang dilakukan Bulog untuk menjaga stok beras di Indonesia? Badan Urusan Logistik (Bulog) hingga kini memiliki stok dengen volume ideal yakni 1,8 juta ton. Diketahui, untuk menjaga hal itu Bulog terus mendahulukan pengadaan gabah atau beras dalam negeri selama musim panen. Hingga pertengahan Juni 2024 Bulog telah menyerap produk petani dalam negeri sebanyak hampir 700 ribu ton.
-
Mengapa BULOG mengimpor beras dari negara lain? “Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton”, ujar Tomi.
"Kita sudah ada kontrak dengan Arab Saudi 100.000 ton. Kita ekspor beras dalam negeri kita, harganya juga bagus sekali, kita untung besar, tetapi mungkin belum diperbolehkan karena dibarengi dengan pandemi Covid-19, sehingga batal, Arab Saudi lockdown," kata Budi Waseso dalam RDP bersama Komisi IV yang digelar di Kompleks Parlemen DPR/MPR Jakarta, dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (25/6).
Budi Waseso menegaskan bahwa rencana ekspor beras ini seharusnya dapat membuktikan bahwa Indonesia sudah mampu menjaga ketahanan pangannya.
Namun demikian harapan tersebut harus diurungkan mengingat Arab Saudi yang masih menerapkan karantina wilayah, bahkan membatasi kegiatan Ibadah Haji.
Ada pun impor beras yang dilakukan pihak Arab Saudi ini bertujuan memenuhi kebutuhan para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut, baik bekerja, maupun melaksanakan ibadah Haji dan umrah.
Ekspor Beras Renceng
Bulog berencana mengekspor beras renceng kemasan 250 gram yang dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram. Umumnya, WNI tidak terlalu menyukai jenis beras yang biasa dikonsumsi di Arab Saudi.
Mengingat keputusan Pemerintah untuk menunda keberangkatan haji pada tahun ini, serta Pemerintah Arab Saudi yang membatasi ibadah umrah, Bulog juga harus menunda rencana ekspor beras tersebut.
"Dulu Arab Saudi untuk suplai kegiatan ibadah Haji masyarakat kita yang ada di sana. Jadi, iya ditunda," kata Budi Waseso.
(mdk/idr)