Catatan lengkap OJK soal kondisi perbankan dan pasar modal sepanjang 2017
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor jasa keuangan Indonesia sepanjang 2017 menunjukkan kondisi stabil dan positif. Hal ini didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor jasa keuangan Indonesia sepanjang 2017 menunjukkan kondisi stabil dan positif. Hal ini didukung permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai untuk mengantisipasi risiko dan mendukung ekspansi usaha.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan, untuk sektor perbankan, OJK mencatat rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal pada November 2017 sebesar 23,54 persen dengan batas minimum 8 persen.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK memastikan stabilitas sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Likuiditas pasar juga terlihat memadai dengan cadangan lebih atau excess reserve perbankan per 13 Desember 2017 sebesar Rp 644,95 triliun, rasio alat likuid per non-core deposit dan rasio alat likuid per DPK masing-masing sebesar 101,75 persen dan 21,44 persen.
Untuk kredit perbankan, hingga akhir November 2017 meningkat sebesar Rp 228 triliun, sehingga total kredit perbankan mencapai Rp 4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47 persen dibanding tahun sebelumnya (yoy). OJK memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2017 berada di kisaran 8 persen sampai 9 persen.
"Deviasi pertumbuhan kredit perbankan dibandingkan dengan target Rencana Bisnis Bank 2017 sebesar 11,86 persen (yoy). Disebabkan oleh konsolidasi yang dilakukan oleh perbankan nasional sehubungan dengan risiko kredit termasuk melalui hapus buku terhadap kredit bermasalah terutama untuk segmen kredit berbasis komoditas beserta turunannya," ujarnya dalam acara jumpa pers akhir tahun di Kantor OJK, Jakarta, Kamis (21/12).
Sedangkan, untuk tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,89 persen untuk perbankan dan 3,08 persen untuk perusahaan pembiayaan.
Tingkat suku bunga perbankan, baik bunga deposito maupun tingkat bunga pinjaman menunjukkan tren menurun. Sampai dengan November 2017 suku bunga deposito 1 bulan rata-rata 5,72 persen, turun 64 bps dibanding tahun lalu dan suku bunga kredit rata-rata 11,45 persen, turun 72 bps dibanding tahun lalu.
Sementara, kondisi pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat sepanjang 2017 dengan volatilitas yang relatif rendah. IHSG pada tahun ini menembus level psikologis 6.000. Hingga 20 Desember telah tumbuh sebesar 15,34 persen pada posisi 6.109,48.
Net inflow di pasar modal domestik pada 19 Desember 2017 sebesar Rp 129,3 triliun, terutama berasal dari pasar SBN. Penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 257,02 triliun, melebihi target tahun 2017 sebesar Rp 217,02 triliun.
Kinerja industri keuangan syariah juga makin positif. Tercermin dari pertumbuhan aset perbankan syariah dan IKNB Syariah. Aset perbankan syariah hingga November tumbuh 11,09 persen (ytd) dengan nilai pembiayaan sebesar 10,66 persen (ytd). Aset IKNB syariah tumbuh sebesar 11,19 persen (ytd).
Sukuk Korporasi dan Reksa Dana Syariah masing-masing meningkat sebesar 34,18 persen (ytd) dan 65,33 persen (ytd).
Baca juga:
Bos OJK: Baru dalam sejarah dana di pasar modal melebihi pertumbuhan kredit
Bos OJK lantik Irjen Pol Rokhmad Sunanto jadi Kepala Departemen Sektor Jasa Keuangan
Pengamat sebut fintech bisa hilangkan fungsi broker
Ini penyebab perbankan syariah RI tertinggal dari Malaysia
Satgas OJK ingatkan masyarakat waspada penawaran investasi Bitcoin
Desember 2017, OJK catat 21 entitas bisnis dan investasi ditengarai bodong
OJK pastikan Bank Danamon bakal diakuisisi Bank of Tokyo tahun depan