Cerita Kemenperin Genjot Industri Oleokimia Dalam Negeri
"Industri sawit merupakan industri yang sangat stratgis bagi bangsa kita, karena mampu menciptakan lapangan kerja, investasi, penerimaan pajak, pembangunan infrastruktur, dan juga membuka daerah terisolir dan jadi stimulus (ekonomi) bagi daerah."
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) terus mendorong pertumbuhan industri oleokimia dari kelapa sawit yang diyakini punya masa depan cerah.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan, Kemenperin sampai sengaja membuat direktorat jenderal baru lantaran melihat prospek bisnis dari industri olahan kelapa sawit tersebut.
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Kapan Kerajinan Lak mulai diproduksi? Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerajinan Lak lahir saat masa Dinasti Ming.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Mengapa Desa Kemudo memutuskan untuk mengelola limbah industri? Agar bisa bermanfaat, pihak desa kemudian mengolahnya menjadi kerajinan meubel yang cantik dan mampu diserap pasar.
-
Mengapa perusahaan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk mengekspor produknya? Selain untuk kebutuhan dalam negeri, hasil produk minyak olahan sawit diekspor ke Tiongkok, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.
"Peran industri oleokimia sangat strategis karena mampu mengolah industri minyak kelapa sawit yang sangat melimpah. Jadi pak Menperin (Airlangga Hartarto) sempat bilang, untuk jadi dirjen industri argo, salah satu industri yang (harus) dikuasai adalah sawit," tuturnya di Jakarta, Rabu (3/7).
Menurut catatannya, pertumbuhan perusahaan dan kapasitas industri oleokimia yang cukup gemilang pada kurun waktu 2016-2018. "Ada investasi yang cukup besar pada 2017, Rp4,7 triliun," sambungnya.
"Mudah-mudahan ke depan bisa lebih besar lagi. Tentunya dengan bantuan pemerintah lewat pemberian insentif, karena biaya keluar saat ini yang sudah tidak lagi pas," dia menambahkan.
Senada, Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat mengutarakan, industri oleokimia juga memiliki dampak besar bagi sektor industri terkait lainnya.
"Industri sawit merupakan industri yang sangat stratgis bagi bangsa kita, karena mampu menciptakan lapangan kerja, investasi, penerimaan pajak, pembangunan infrastruktur, dan juga membuka daerah terisolir dan jadi stimulus (ekonomi) bagi daerah," urainya.
Dia menyebutkan, pertumbuhannya industri oleokimia cukup positif, baik dari sisi investasi dan volume serta nilai ekspor yang menunjukan kinerjanya positif dari tahun ke tahun.
"Melihat kinerja industri oleochemical yang tumbuh tadi, bahwa volume ekspor kita di 2017 mencapai 1,9 juta ton. Di 2018 meningkat jadi 2 juta ton. Untuk milai ekspor di 2017 USD 1,5 miliar, meningkat jadi USD 2,3 miliar di 2018," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cerita Kemenperin Genjot Industri Oleokimia Dalam Negeri
55 Persen Dana Pungutan Ekspor Sawit Didorong untuk Petani
Petani: Pungutan Ekspor CPO Hanya Untungkan Produsen Biodiesel
Petani Sawit Belum Terciprat Manfaat Dana Pungutan Ekspor CPO
5.000 Ha Kelapa Sawit di Sumut Diremajakan
Kemendag: Butuh Waktu 1,5 Tahun Proses Gugatan RI ke WTO soal Kelapa Sawit