Curhat warga kesulitan dapat elpiji 3 Kg hingga kembali pakai kayu bakar
Kesulitan elpiji 3 Kg terjadi saat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan LPG (elpiji) jenis 3 kilogram dalam rangka pemenuhan Idul Adha 1438 H dalam kondisi aman.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan LPG (elpiji) jenis 3 kilogram dalam rangka pemenuhan Idul Adha 1438 H dalam kondisi aman.
Data Direktorat Minyak dan Gas Bumi Migas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, stok LPG sebesar 276.704 MT dengan ketahanan stok mencapai 14 hari.
-
Apa yang menjadi makanan kesukaan elang jawa? Mulai dari tupai, bajing, kalong, musang sampai anak monyet akan menjadi santapannya.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan pajak anjing diterapkan di Indonesia? Aturan pajak untuk anjing pernah diterapkan di Indonesia, saat masa kolonialisme Belanda.
-
Apa penyebab kebakaran gudang elpiji di Denpasar? Korban tewas akibat kebakaran gas elpiji di Jalan Cargo II, Kelurahan Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, kembali bertambah dari 12 yang meninggal dunia kini menjadi 13 orang.
-
Apa yang dijual Epy Kusnandar di warungnya? Warung bernama Warung Sambal Dadak ini berlokasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, dan menawarkan pengalaman kuliner unik dengan buka dari jam 3 pagi.
-
Apa yang dijual di Depok? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat. Dalam kasus ini, polisi total menangkap delapan pelaku.
"Peningkatan kebutuhan LPG 3 Kg menjelang hari Raya Idul Adha sudah diantisipasi dengan menambah pasokan di beberapa daerah, seperti Surabaya, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), juga wilayah-wilayah lainnya," ujar Dirjen Migas Ego Syahrial dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (3/9).
Pertamina telah menambah pasokan hingga 78 persen di atas kebutuhan normal, khususnya untuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. "Sementara pasokan Kalimantan Selatan telah ditambah 4 persen di atas kuota normal," jelas Ego.
Ego memastikan bahwa Hiswana dan Pertamina menjamin kecukupan pasokan LPG tiga kg utk wilayah Sumatera Barat. Sementara untuk Wilayah Sumbagsel (Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung), Pertamina telah menambah pasokan hingga enam persen. "Himbauan terus dilakukan agar LPG 3 kg ini adalah untuk masyarakat miskin dan usaha kecil," katanya.
Sebelumnya, sehari sebelum Idul Adha (31/8) Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito menyebut, stok LPG cukup untuk 16,86 hari, melebihi ketentuan Permen ESDM No 26/2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG, dimana ketahanan stok LPG minimal 11 Hari.
Selain LPG 3 kg, telah disediakan pula LPG non subsidi, baik LPG 12 Kg maupun Bright Gas, di seluruh agen dan SPBU strategis yang berpotensi mengalami peningkatan konsumsi. Pertamina mencatat kenaikan permintaan konsumsi LPG tiga kg maupun LPG non subsidi pada minggu terakhir bulan Agustus 2017 sebesar 24,500 MT per hari atau naik enam persen dibanding rata-rata hari normal.
Namun demikian, kenyataan di lapangan berbeda dari data pemerintah. Beberapa warga kesulitan menemukan elpiji 3 Kg. Berikut curhatan warga dari berbagai daerah seperti dirangkum merdeka.com.
Warga Ogan Ilir gunakan kayu bakar
Warga Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan mengeluhkan langkanya tabung gas elpiji ukuran 3 Kilogram (Kg) sejak empat hari terakhir. Untuk memasak, warga kembali menggunakan kayu bakar.
Situasi itu terjadi di beberapa kecamatan di kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebut. Di antaranya di Kecamatan Payaraman, Tanjung Batu, dan Lubuk Keliat.
Menurut salah satu agen gas elpiji bersubsidi, Rahman (37) warga Seri Kembang, Kecamatan Payaraman, langkanya tabung gas tersebut terjadi sejak empat hari yang lalu atau bersamaan dengan Idul Adha 1438 Hijriah. Namun, dirinya tidak mengetahui penyebab tabung gas tidak tersedia di pasaran.
"Sudah empat hari ini, barangnya tidak ada lagi. Banyak warga yang mencari, tapi tidak ada stok," ungkap Rahman kepada merdeka.com, Senin (4/9).
Menurut dia, kejadian ini sudah sering terjadi di wilayahnya. Bahkan, kali ini tidak lebih parah dibanding kelangkaan sebelumnya. "Ada sampai dua minggu gas elpiji kosong. Padahal seluruh warga kami pakai gas itu," kata dia.
Sementara Bakri Iriansyah (35) warga Payaraman mengaku dirinya terakhir kali bisa membeli gas elpiji dua hari lalu setelah keliling ke desa tetangga. Hanya saja, harganya lebih mahal dari biasanya mencapai Rp 30 ribu dari harga normal Rp 22 ribu.
"Dari pada tidak bisa memasak sama sekali terpaksa saya beli. Capek keliling, sampai-sampai cari ke kampung lain," ujarnya.
Kondisi parah terjadi di Desa Seri Kembang III. Mayoritas warga di desa ini kembali menggunakan kayu bakar karena gas elpiji tak ada di pasaran. Padahal, gas ukuran tiga kilogram itu menjadi andalan sejak program pengalihan dari minyak tanah.
"Kesulitan hidup kami lengkap, harga karet murah, listrik sering padam, sekarang gas elpiji susah dicari. Terpaksa pakai kayu bakar lagi buat masak," kata Ranto (46) warga setempat.
Warga Bangka Tengah juga kesulitan dapat elpiji 3 Kg
Warga di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 Kilogram (kg) karena persediaan terbatas di tingkat pedagang pengecer di daerah itu.
"Saya sudah keliling mencari gas 3 Kilogram, persediaan kosong dan itu terjadi dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha," kata Suratman, warga Koba seperti ditulis Antara, Senin (4/9).
Suratman mengaku, untuk mendapatkan gas harus memesan dari temannya di Kota Pangkalpinang karena rata-rata persediaan pada sejumlah warung di daerah itu kosong.
"Gas 3 kilogram menghilang di pasaran, sementara persediaan gas 12 Kilogram relatif aman karena masih banyak ditemukan di tingkat pengecer dan agen," ujarnya.
Sulitnya mendapatkan gas 3 Kilogram membuat warga kelimpungan mengingat kebutuhan meningkat selama Hari Raya Idul Adha untuk keperluan memasak.
"Saya terpaksa berhemat, untuk memasak terpaksa dibantu dengan kayu api karena khawatir stok di rumah cepat habis sementara persediaan di tingkat pedagang terbatas," ujarnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan, Rosma, warga Kurau mengaku kesulitan mendapatkan gas tabung 3 kilogram sehingga dirinya terpaksa menggunakan kayu. "Gas itu kebutuhan pokok bagi saya yang berjualan makanan, kalau persediaan kosong tentu saya terkendala memasak makanan untuk dijual kepada konsumen di daerah ini," ujarnya.
Kesulitan gas tabung 3 kilogram juga dialami, Lasmi warga Kota Pangkalpinang dan itu terjadi tiga hari menjelang Hari Raya Idul Adha sampai Senin (4/9) sore.
"Saya tidak tahu kenapa bisa persediaan gas kosong, apakah karena pasokan tersendat atau terjadi praktik penimbunan sehingga imbasnya kepada kami pengguna gas rumah tangga," ujarnya.
Warga Bengkulu sebulan kesulitan menemukan elpiji 3 Kg
Warga Desa Medan Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak sebulan terakhir kesulitan mendapatkan elipiji ukuran 3 Kilogram (Kg) di sejumlah pangkalan resmi di wilayah tersebut.
"Sejumlah pangkalan sering kehabisan stok elpiji 3 Kilogram," kata warga Desa Medan Jaya, Tin Erawati seperti ditulis Antara Mukomuko.
Dia mengatakan, padahal pengiriman elpiji 3 Kilogram dari Pertamina ke pangkalan di daerah itu lancar, namun warga di wilayah ini tetap tidak mendapatkan elpiji subsidi tersebut.
Menurut dia, saat ini hanya ada sebagian warung kecil di wilayah itu yang menjual elpiji 3 Kilogram secara eceran dengan harga lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) pemerintah.
Dia membeli elpiji 3 Kilogram di pangkalan resmi karena harganya sesuai dengan HET pemerintah, yakni sebesar Rp 20.000 per tabung. Sedangkan, sejumlah pedagang pengecer elpiji di wilayah itu menjual elpiji sebesar Rp 25 ribu per tabung.
"Harga jual elpiji itu terlalu tinggi dibadingkan harganya di pangkalan," ujarnya.
Dia berharap, pihak Pertamina mengawasi aktivitas penjualan elpiji tiga kilogram di wilayah itu sehingga penjualan elpiji subsidi itu tepat sasaran untuk warga kurang mampu.
Warga Sintang bingung elpiji 3 Kg menghilang dari pasaran
Sejumlah warga di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) yang belakangan ini sangat sulit didapati di warung-warung wilayah setempat.
"Sudah sejumlah warung saya datangi, namun semuanya kosong,"ucap Yanti kepada Antara, di Sintang.
Yanti merasa bingung, sementara gas elpiji 3 Kilogram itu memang kebutuhan, meskipun ada gas elpiji yang lain, namun gas elpiji 3 Kg itu cocok bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sementara itu, pemilik warung yang biasa menjual gas elpiji, Diah mengatakan, gas elpiji 3 Kilogram memang sudah dua minggu ini sering kosong. "Gas elpiji tiga kilogram memang sedang langka," ungkapnya.
Hal senanda disampaikan Cece, pemilik agen elpiji di Jalan Oevang Oeray Sintang itu mengatakan, gas elpiji 3 kilogram sudah langka sejak sebulan ini. Dia mengatakan, dirinya pun sulit mendapatkan gas elpiji tersebut dari pangkalan.
"Selain sering kosong, harga gas 3 Kg juga harganya dari pangkalan mengalami kenaikan. Biasanya gas tiga kilogram saya beli di pangkalan Rp 16 ribu/tabung. Sekarang naik Rp 20 ribu/tabung," jelas Cece.
Akibat harga dari pangkalan naik, Cece pun menaikkan harga jual gas elpiji tiga kilogram. Biasanya Cece menjual Rp 20 ribu/tabung. Sekarang gas elpiji tersebut dia jual seharga Rp 22 ribu/tabung.
"Saya hanya bisa ngambil gas tiga kilogram di pangkalan dengan harga tinggi. Itupun jumlahnya terbatas," kata Cece.