Daging ayam, cabai merah, TDL hingga Pertamax dorong inflasi Juni
BPS mencatat laju inflasi pada Juni 2015 sebesar 0,54 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Juni 2015 sebesar 0,54 persen. Adapun dari 82 kota Indeks Harian Konsumen (IHK), 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota deflasi.
Kepala BPS Suryamin mengatakan penyebab inflasi tertinggi disebabkan naiknya harga daging ayam menjelang puasa dan Lebaran.
"Daging ayam ras naik 4,72 persen, andil ke inflasi sebesar 0,06 persen dan bobot 1,22 persen. Ini karena jelang puasa dan lebaran. Terjadi kenaikan di 64 kota, salah satunya kota Palangkaraya dan Sampit 29 persen dan di Tanjung 28 persen," ujar Suryamin di Kantornya, Jakarta, Rabu (1/7).
Beberapa komoditas lain seperti cabai merah juga menjadi penyebab tinggi inflasi Juni. Hal ini disebabkan berkurangnya pasokan di beberapa daerah.
"Cabai merah naik 10,59 persen, bobot 0,49 andil ke inflasi 0,06 persen. Karena berkurangnya pasokan. Terjadi kenaikan di 67 kota, salah satunya di Merakue sampai 78 persen dan Manokwari 76 persen," jelas dia.
Kemudian, komoditas lainnya seperti telur ayam ras juga mengalami kenaikan 6,74 persen sehingga memberikan andil ke inflasi 0,05 persen dengan bobot 0,73 persen. "Naiknya permintaan dan pasokan turun. Naik di 78 kota dari 82, di Sorong 30 persen di Watambone 21 persen," ungkapnya.
Kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Pertamax 0,68 persen memberikan andil pada inflasi 0,03 persen dan bobot 3,97 persen. "Pertamax naik turun berdampak juga ke inflasi," papar dia.
Kenaikan 0,62 persen harga beras memberi andil 0,02 persen dan bobot 3,77 persen. Harga buah apel juga naik 5,68 persen dengan andil 0,02 persen dan bobot 0,29 persen.
Harga gula pasir naik 3,45 persen dengan andil 0,02 persen dan bobot 0,48 persen. Tarif Dasar Listrik (TDL) naik 0,57 persen dengan andil 0,02 persen dan bobot 3,46 persen.
Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Tual 0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di Pangkalpinang 0,14 persen dengan IHK 117,90 persen. Ini disebabkan lantaran beberapa komoditas mengalami penurunan cukup drastis.
"Tomat sayur turun 4,69 persen. andil 0,01 persen. bobot 0,17 persen. Karena pasokan naik dan turun harga di 45 kota seperti di Sumenep 56 persen dan Bima 45 persen dan Tarif Angkutan Udara turun 2,22 persen. Andil 0,01 persen dan bobot 0,89 persen karena permintaan angkutan udara sedikit jelang puasa. Terjadi di 21 kota, di Jambi 15 persen dan Bima 12 persen," tutup dia.
Baca juga:
Ramadan masih sibuk kerja, Kiwil diprotes anak
Jepang jalin kerjasama dengan Indonesia buat belajar agama Islam
Membongkar rahasia dapur GO-JEK
Presiden Jokowi janji tahun depan bunga KUR turun lagi jadi 9 persen
BPOM DKI bakal sidak lokasi pembuatan parcel lebaran
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.