Dampak Parah Polusi, Bisa Kurangi Pendapatan Pekerja
Tak hanya itu, polusi udara juga berpotensi mengurangi pendapatan pekerja.
Tak hanya itu, polusi udara juga berpotensi mengurangi pendapatan pekerja.
Dampak Parah Polusi, Bisa Kurangi Pendapatan Pekerja
Dampak Parah Polusi, Bisa Kurangi Pendapatan Pekerja
Utusan Khusus Presiden dalam Global Blended Finance Alliance, Mari Elka Pangestu, tak ingin polusi udara membuat Indonesia mengalami kerugian ekonomi besar.
Mengacu pada studi Bank Dunia untuk Indonesia pada Juli 2023, Mari menyebut angka harapan hidup bisa berkurang gara-gara polusi udara.
Tak hanya itu, polusi udara juga berpotensi mengurangi pendapatan pekerja.
- Hati-Hati, Pelaku Pencemaran Udara Bisa Dipenjara Hingga Denda Rp3 Miliar
- Kasus ISPA Naik, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Penanggulangan Dampak Polusi Bagi Kesehatan
- Penyakit Akibat Polusi Udara yang Perlu Diwaspadai, Bisa Sebabkan Masalah pada Otak
- Butuh Uang Buat Hura-Hura, Wanita Ini Tega Tipu Puluhan Orang Janjikan Kerja di Perusahaan
"Kalau polusi berdasarkan studi Bank Dunia yang rilis Juli 2023, life expectancy akan berkurang sampai 1,2 persen. Labour income akan turun 0,6 persen GDP. Kenapa itu terjadi, karena health, masuknya dari health effect, dari polusi," kata Mari dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Jakarta, Jumat (8/9).
Namun, Mari sepakat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut perlu waktu 1 tahun untuk mengeluarkan rencana komprehensif agar bisa mengatasi masalah polusi udara.
"Karena banyak komponen di dalam situ. Makanya saya katakan, kita harus mengerti secara komprehensif penyebabnya apa. Apakah itu transportasi, batubara, industri, apakah itu behavior kita di dalam bakar sampah dan seterusnya," ungkapanya.
Mari bilang, rencana itu juga harus dipersiapkan terkait hal yang bisa dilaksanakan untuk jangka pendek dan menengah.
"Dan, action-nya yang dimonitor. Jangan hanya oke sekarang lagi heboh karena banyak orang sakit, terus saat udara membaik orang lupa," tegasnya.
merdeka.com
Berkaca dari China dan India, upaya untuk memberantas polusi bukan datang dari pemerintah. Melainkan komitmen masyarakat yang bersungguh-sungguh ingin agar udara tak lagi tercemar.
"Itu saya rasa bukan pemerintah, society, rakyat yang harus tetap protes. Itu yang persis terjadi di Beijing, di New Delhi. Beijing itu switch di dalam komitmen dia di Climate Change begitu rakyatnya protes ketika Beijing begitu polluted," tuturnya.