Data Bappebti: Transaksi Aset Kripto Tembus Rp344 Triliun Hingga Juli 2024, jumlah Investor 20,5 Juta
Pertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang untuk inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, total nilai transaksi aset kripto dari Januari hingga Juli 2024 mencapai Rp344,09 triliun.
Capaian ini meningkat 353,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berbanding lurus dengan kenaikan nilai transaksi tersebut, jumlah investor kripto juga mengalami peningkatan mencapai 20,59 juta pada Juli 2024.
- Transaksi Aset Kripto di Indonesia Tembus Rp475 Triliun Hingga Oktober 2024
- Data OJK: Investor Kripto Bertambah Jadi 21,17 Juta, NIlai Transaksi Rp33,6 Triliun
- Data OJK: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,9 Juta Orang per Agustus 2024
- Data Bappebti: Transaksi Kripto Tembus Rp260,9 Triliun Hingga Mei 2024
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan nilai transaksi aset kripto yang terus meningkat saat ini mencerminkan minat dan partisipasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap pasar kripto di Indonesia.
"Kami melihat tren yang sangat positif dalam perdagangan kripto di Indonesia, dengan pertumbuhan transaksi dan jumlah investor yang terus bertambah membuktikan bahwa kripto semakin diterima di masyarakat," ujar Oscar seperti ditulis Antara, Sabtu (31/8).
Melihat tren tersebut, Oscar juga percaya bahwa pertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang untuk inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.
"Peningkatan adopsi kripto membuka peluang besar bagi pengembangan produk-produk keuangan baru yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat digital. Inovasi seperti pembayaran berbasis blockchain, kontrak pintar (smart contracts), memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, investasi, dan manajemen aset secara menyeluruh," kata Oscar.
Di lain sisi, meskipun ada kenaikan transaksi dan investor kripto selama berbulan-bulan, kini harga pasar Bitcoin mengalami koreksi, seperti yang terlihat pada penurunan harga Bitcoin per Jumat (30/8) yang terpantau turun di sekitar USD 59.000. Oscar menilai hal itu merupakan bagian dari dinamika pasar yang harus dihadapi.
"Fluktuasi harga ini membuktikan pentingnya pendekatan yang hati-hati dan terinformasi dalam berinvestasi. Koreksi harga Bitcoin saat ini seharusnya tidak dilihat sebagai indikasi negatif, tetapi sebagai bagian dari siklus pasar yang lebih besar," ujar Oscar.
Saran untuk Investor
Selain itu, Oscar mengatakan penting juga bagi investor untuk tidak terpengaruh oleh pergerakan harga jangka pendek dan tetap fokus pada strategi investasi jangka panjang, terutama dalam mengelola risiko dengan lebih baik dan memanfaatkan peluang yang ada.
Menurut Oscar, Investasi dalam kripto bukan hanya tentang membeli dan menjual aset, tetapi juga tentang memahami teknologi yang mendasarinya.
"Kami terus berupaya untuk memberikan wawasan mendalam tentang teknologi blockchain dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam berbagai sektor industri," kata Oscar.
Menurut Oscar, investor harus paham bahwa pasar kripto sangat dinamis dan sering mengalami perubahan cepat. Koreksi harga dapat dilihat sebagai kesempatan bagi investor untuk menyesuaikan trading plan dan portofolio mereka. Pihaknya pun terus berkomitmen untuk memberikan edukasi dan dukungan kepada komunitas Kami agar mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik.
"Dollar-Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi yang sangat relevan di pasar kripto yang volatil. Dengan menerapkan DCA, investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga jangka pendek dan menghindari keputusan investasi yang dipengaruhi oleh emosi. Strategi ini memungkinkan investor untuk membeli aset kripto secara berkala dengan jumlah tetap," tutup Oscar.