Data Sri Mulyani: APBN 2024 Defisit Rp401 Triliun Hingga November 2024
Meskipun mengalami defisit, Sri Mulyani menjelaskan jumlah tersebut masih 76,8 persen dari pagu yang ditetapkan di dalam Undang-Undang APBN 2024.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per November 2024 mengalami defisit di Rp401,8 triliun atau -1,18 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Sampai dengan akhir November 2024 defisit APBN Rp401,8 triliun," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Rabu (11/12).
Meskipun mengalami defisit, Sri Mulyani menjelaskan jumlah tersebut masih 76,8 persen dari pagu yang ditetapkan di dalam Undang-Undang APBN 2024 dengan total defisit Rp522,8 triliun dari pagu anggaran.
"Di dalam APBN kita 2024 total defisit anggaran di dalam UU disebutkan memcapai Rp522,8 triliun, jadi defisit Rp401,8 triliun masih di bawah total desifit dalam uu. Makanya kita sebutkan 76,8 persen dari defisit UU APBN atau -1,81 persen dari PDB," terang dia.
Pendapatan Negara
Di sisi lain, pendapatan belanja negara hingga akhir November 2024, tercatat Rp2.492,7 triliun atau 89 persen dari target anggaran atau tumbuh 1,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Ini artinya 89 persen dari target tahun ini sesuai UU APBN itu sudah kita kumpulkan ada kenaikan 1,3 persen yoy," jelas dia.
Sementara belanja negara tercatat Rp2.894,5 triliun atau 87 persen dari pagu anggaran, atau naik 15,3 persen yoy.
"Belanja negara untuk sampai akhir November 2024 telah terbelanjakan Rp2.894,5 triliun ini artinya 87 persen dari pagu anggaran yang ada di dalam UU APBN atau naik 15,3 yoy," tutupnya.