Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri
Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri
Membangun bisnis tidak hanya terbatas pada pasar dalam negeri saja.
Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Berikut daftar bisnis milik orang Indonesia yang berada di luar negeri.
1. Ayam Bakar Mas Mono
Hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA), tak menjadi hambatan bagi Agus Pramono berkembang menjadi pebisnis.
Rumah makan Ayam Bakar Mas Mono yang dapat dijumpai di setiap kota menjadi tanda kegigihan Mas Mono, sapaan akrab Agus Pramono.
Satu waktu, Mono sudah merasa di titik jenuh menjadi OB. Ia ingin mencoba peruntungan lain, namun urung dilakukan. Saat masih menjadi OB, ayahnya meninggal. Mono pulang kampung, namun tak bisa kembali ke Jakarta karena tidak memiliki ongkos.
Ia kemudian berjualan gorengan di kampung halamannya. Setiap hari Mono berkeliling dari sekolah ke sekolah, dari komplek ke komplek untuk menjajakan gorengan. Mono kemudian menemukan lahan yang dirasa cukup nyaman untuk 'mangkal' berjualan gorengan.
Bisnisnya dimulai dengan modal Rp500.000 dari pendapatan yang dia peroleh dari berdagang gorengan. Pada tahun 2001, ia memulai berjualan ayam bakar. Di awal, Mono menjual 5 ekor ayam per hari.
Aroma dari asap selama proses membakar ayam menarik masyarakat untuk mampir.
Semakin hari, jumlah pengunjung lapaknya terus bertambah. Pernah satu hari ia menjual 80 ekor ayam per hari.
Setiap satu cabang rumah makan, rerata menjual 100 ekor ayam dengan omset sekitar Rp8 juta. Mono kembali mencoba peluang dengan berjualan kuliner lain seperti bakso. Usahanya ini kemudian dijadikan sebagai bisnis waralaba.
Pada tahun 2012, Mono mengukuhkan eksistensi Ayam Bakar Mas Mono dengan meneken MOU dalam event Go Global Official Signing of Ayam Bakar Mas Mono's launch into Malaysia. Sebuah acara kerja sama master franchise ayam bakar Mas Mono di Malaysia.
Kerjasama Master franchise ini diawali dengan dibukanya tiga Outlet Ayam Bakar Mas Mono di Malaysia. Dua di antaranya akan dibuka di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur.
2. Bumbu Desa
Arief Wirawangsadita berhasil melebarkan sayap bisnis ke luar negeri melalui resto Bumbu Desa. Restoran yang menyajikan masakan khas Sunda ini dapat ditemui di Malaysia, Australia, dan Singapura.
Bumbu Desa didirikan pada 18 September 2004. Desain Bumbu Desa menampilkan nuansa dan budaya pedesaan, dengan tutur bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah Sunda.
3. Es Teler 77
Selanjutnya, daftar bisnis orang Indonesia di luar negeri adalah Es Teler 77 milik Sukyanto Nugroho.
Sukyanto merupakan pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948. Dia hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP).
Es Teler terdiri dari minuman es yang berisi campuran alpukat, kelapa muda, nangka dan santan kelapa ditambah sirup sebagai pemanisnya. Sukyatno memberi nama jajanan es telernya dengan nama Es Teler 77. Angka 77 bagi Sukyatno adalah angka keberuntungan.
Keberuntungan itu rupanya memang melekat pada Es Teler 77. Resto tersebut dapat dijumpai di Singapura, Australia, dan Malaysia.
4. Warung Padang London
Untuk mengobati rasa rindu cita rasa masakan Indonesia, Firdaus Bustamam, nekat bereksperimen membuka warung makan padang bernama Warung Padang London di Chinatown, Leicester Square, Inggris.
Mulai dari iseng-iseng, nyatanya langkah Firdaus menuai respon positif. Banyak diaspora Indonesia dan penduduk lokal, menyukai cita rasa masakan Padang.
Warung makan ini sukses hanya dari promosi mulut ke mulut, dikarenakan cita rasa otentik yang sangat khas nusantara sangat langka di luar negeri.