Di Tengah Pandemi, Hermina Catat Pendapatan Bersih Capai Rp4,42 Triliun
PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,42 triliun, serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp1,39 triliun selama 2020. Selain itu, laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATMI) mencapai Rp473,2 miliar.
PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,42 triliun, serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp1,39 triliun selama 2020. Selain itu, laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATMI) mencapai Rp473,2 miliar.
"Kinerja yang baik ini melampaui target / guidance yang telah dikomunikasikan ke publik," tulis keterangan perusahaan, dikutip Rabu (2/6).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
Meskipun dalam situasi yang challenging, Perseroan berhasil beradaptasi dan berperan aktif di dalam usaha nasional menanggulangi pandemic Covid-19. Seluruh rumah sakit di bawah naungan Hermina mampu menerima dan menangani pasien Covid-19. Manajemen secara handal mengalokasikan kapasitas extra yang tersedia di rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.
Hermina juga mengakhiri tahun 2020 dengan posisi likuiditas yang baik dengan total kas sebesar Rp985,7 miliar, meningkat dari Rp593,3 miliar di 2019. Neraca Perseroan berada pada posisi yang sangat sehat dengan rasio hutang bersih terhadap EBITDA sebesar 0,4x.
Pencapaian penting lainnya di tahun 2020 adalah penerbitan obligasi perdana Hermina di September 2020 dengan rating AA-, yang bertujuan untuk memperkuat struktur finansial, mendiversifikasi sumber pendanaan, dan memenuhi kebutuhan belanja modal/modal kerja Perseroan. Hal ini merupakan sebuah refleksi dari optimisime yang dimiliki oleh investor terhadap ketahanan bisnis Hermina.
Dalam hal pengembangan bisnis, Hermina baru-baru ini telah membuka rumah sakit Hermina ke-42 di Cibitung, Bekasi. Hermina juga sedang menjalankan pembangunan rumah sakit di Cilegon, Banten dan Soreang, Jawa Barat. Hermina diperkirakan akan memiliki 44 rumah sakit dan 5.400 tempat tidur pada akhir tahun 2021.
Baca juga:
Pendapatan 2021 Diproyeksi Naik, LPKR Dinilai Dapat Bukukan Laba Tahun ini
IHSG Kembali Sentuh Level Psikologis 6.000
IHSG Diprediksi Hijau, Tujuh Saham Ini Laik jadi Pilihan Beli
Kinerja Lippo Karawaci di 2021 Diprediksi Membaik
Giant Tutup Akhir Juli 2021, Berubah jadi IKEA dan Hero Supermarket
Kantongi Laba Rp117 Miliar, Emiten Saraswanti Anugerah Tebar Dividen Rp89,2 Miliar