Ekonomi China dan Jepang pulih, neraca perdagangan bisa positif
Pulihnya negara maju diprediksi bantu pangkas defisit perdagangan yang selama ini jadi sorotan.
Menteri Keuangan, Chatib Basri, sumringah dengan data-data perkembangan ekonomi negara maju. Selepas China pada triwulan III berhasil tumbuh 7,6 persen, Jepang dilaporkan turut menuai capaian positif dengan peningkatan ekspor 14,7 persen pada periode yang sama.
Chatib percaya, perkembangan itu bisa mendorong sektor riil, terutama perdagangan Indonesia ke negara-negara tersebut. Sebab China dan Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbanyak Tanah Air.
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
-
Bagaimana cara ASEAN dan Tiongkok memperdalam kerja sama perdagangan dan ekonomi? Para menteri juga mencatat implementasi Program Kerja 2022-2026 untuk memperdalam kerja sama Perdagangan dan Ekonomi ASEAN China FTA, termasuk kerja sama finansial dan dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ASEAN dan dukungan Tiongkok untuk promosi ekspor produk ASEAN.
-
Mengapa paspor Jepang dianggap terkuat? Henley & Partners mengungkapkan jika kekuatan paspor berhubungan erat dengan kekuatan ekonomi.
"Dengan China menguat, kemudian sekarang Jepang, serta Amerika menguat, permintaan ekspor kita ke sana bisa ikut menguat. Sehingga ada harapan pertumbuhan neraca perdagangan," ujarnya di komplek DPR, Jakarta, Senin (20/10).
Menkeu masih menunggu data Badan Pusat Statistik (BPS) awal November nanti buat memastikan dampak positif tersebut. Namun dia yakin, tren surplus yang berhasil dicapai pada neraca perdagangan Agustus, dapat berlanjut. Minimal, kalaupun defisit, nominalnya bakal kecil.
"Dugaan saya kemungkinannya masih bisa surplus, kalau defisit kecil sekali. Ini sejalan dengan kondisi globalnya mulai membaik dan ekspor kita meningkat. Kan data China membaik, berarti itu tiga bulan lalu, semoga dampaknya mulai terasa sekarang," urai Chatib.
Untuk sementara, fokus pemerintah menjalankan paket kebijakan ekonomi yang dilansir Agustus lalu. Ditambah lagi, Chatib berharap impor produk minyak dan gas (migas) bisa ditekan agar terus turun sampai akhir tahun. Dengan demikian, neraca pembayaran yang selama ini tergerus akibat defisit perdagangan bisa membaik.
"Kita tetap berharap dari kebijakan kemarin, kita sudah punya surplus karena impor minyak turun. Kalau itu saja kita bisa pertahankan terus, neraca perdagangan defisitnya akan mengecil. Fokus saja di situ, sembari kita berharap ekspor bisa naik," ucapnya.
(mdk/noe)