Saat ini, lebih dari 200.000 warga Israel yang sebagian besar dari selatan, terpaksa pindah karena perang dengan Hamas.
Ekonomi Israel Terguncang Akibat Perang dengan Hamas Palestina, Begini Kondisi Tragisnya
Ekonomi Israel Terguncang Akibat Perang dengan Hamas Palestina, Begini Kondisi Tragisnya
Perang antara Israel dan Hamas di pihak Palestina tidak hanya menewaskan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Akibat aksi saling serang tersebut, Israel juga harus menanggung kerugian ekonomi yang cukup besar.
Ratusan ekonom berpengaruh di Israel telah memperingatkan pemerintah bahwa mereka harus melakukan perubahan ekonomi besar-besaran dengan cepat. Termasuk membuka kembali anggaran negara, ketika perang dengan Hamas mendekati minggu keempat.
"Surat yang dirilis Senin oleh Forum Ekonom Israel tersebut menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk bangkit dan mulai menanggapi tantangan berat yang dihadapi perekonomian Israel," tulis CNBC dikutip di Jakarta, Rabu (1/11).
Advertisement
Saat ini, lebih dari 200.000 warga Israel yang sebagian besar dari Selatan terpaksa pindah karena perang dengan Hamas. Tentunya ini memakan biaya besar yang tidak diperhitungkan dalam anggaran pemerintah saat ini.
Sebaliknya, para ekonom ingin Israel mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan membuka kembali anggaran tahun 2024, yang disahkan pada bulan Mei, setelah pertikaian politik yang sengit.
merdeka.com
"Jika ada pengeluaran dalam anggaran yang tidak berhubungan dengan perang, atau perlunya pembangunan kembali, maka pengeluaran tersebut harus dipikirkan ulang," kata Itai Ater dari Coller School of Management di Universitas Tel Aviv, yang memimpin Forum Ekonom Israel.
Dampak perang melawan Palestina lainnya, ialah Israel terpaksa menambah 360.000 tentara cadangan yang dipanggil untuk bertugas. Bahkan, jumlah ini lebih dari 10 persen dari angkatan kerja Israel.
Advertisement
Di sisi lain, sebagian besar aktivitas perekonomian Israel telah ditutup karena pertempuran melawan Palestina. Penutupan ini akibat kekurangan tenaga kerja dan kepanikan masyarakat.
"Israel telah mengalami pukulan hebat yang memerlukan perubahan mendasar dalam prioritas nasional dan re-alokasi dana besar-besaran untuk menangani kerusakan akibat perang yang parah, kebutuhan untuk mendukung para korban, dan pembangunan kembali perekonomian Israel," bunyi surat itu.
Adapun, forum yang beranggotakan 300 ekonom ini didirikan pada bulan Januari tahun ini untuk memperingatkan pemerintah mengenai potensi konsekuensi ekonomi yang mengerikan dari dorongan Netanyahu untuk melakukan reformasi peradilan.
Meskipun, pertarungan politik yang memecah-belah ini telah mereda, digantikan oleh perang yang menghancurkan dan memakan banyak biaya yang tidak pernah dibayangkan oleh sebagian besar warga Israel akan terjadi.
Tujuan utama dari gerakan boikot tersebut adalah memberi tekanan pada perusahaan-perusahaan yang memberikan dukungan terhadap serangan Israel ke Palestina.