ESDM Catat Program B20 Hemat Devisa Rp 28,4 Triliun di 2018
Program B20 yang sudah diluncurkan pemerintah mulai membuahkan hasil. Meski pelaksanaannya masih belum optimal, namun hingga akhir 2018, program itu mampu menghemat devisa sebesar Rp 28,4 triliun. Sepanjang 2018, produksi bahan bakar nabati mencapai 6 juta Kilo Liter (KL).
Program B20 yang sudah diluncurkan pemerintah mulai membuahkan hasil. Meski pelaksanaannya masih belum optimal, namun hingga akhir 2018, program itu mampu menghemat devisa sebesar Rp 28,4 triliun.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana, menjelaskan penghematan ini diperoleh dari anggaran yang biasanya untuk membeli minyak mentah ke luar negeri kali ini bisa disubstitusi dengan pencairan minyak sawit (fame).
-
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Kapan biodiesel pertama kali ditemukan? Proses yang disebut dengan transesterifikasi ini sebenarnya pertama kali dilakukan pada tahun 1853 oleh seorang pria bernama Patrick Duffy.
-
Bagaimana biodiesel membantu menekan penggunaan bahan bakar fosil? Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel fosil dalam berbagai aplikasi.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Kapan Pertamina mulai mengembangkan biofuel generasi kedua? “Contoh bagus di sini adalah sesuatu yang telah dikembangkan oleh Pertamina sejak tahun 2021. Pertamina telah mengembangkan biofuel generasi kedua yang berasal dari ranting buah kosong.
-
Dimana sumber minyak baru di Bekasi ditemukan? Pertamina kemudian menetapkan sumur tersebut di wilayah Pondok Aren dengan nama “East Pondok Aren (EPN-001)” dengan jumlah minyak mentah mencapai 92,79 juta barel.
"Dari realisasi penyerapan yang sudah dilakukan, hingga 2018 itu kami perkirakan nilainya mampu menghemat Rp 28,4 triliun. Itu besar sekali," kata Rida di Kantornya, Jakarta, Selasa (8/1).
Penggunaan B20 ini, dikatakan Rida, masuk dalam angka realisasi kinerja instansinya, khususnya dalam hal produksi bahan bakar nabati. Sepanjang 2018, produksi bahan bakar nabati mencapai 6 juta Kilo Liter (KL).
Angka ini naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan realisasi pada 2017 yang hanya 3,4 juta KL. Bahkan, pencapaian ini juga melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 5,7 juta KL.
"Jadi boleh dikatakan penerapan B20 sudah berjalan lebih baik seperti yang kita harapkan bersama," pungkas Rida.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Kementerian ESDM Kaji Ubah Program B30 Jadi Green Fuel
Dampak Kebijakan B20 dan Kenaikan Tarif Impor Mulai Terlihat di Tahun 2019
Hingga Pertengahan Desember 2018, Realisasi B20 Capai 85 Persen
ESDM Catat Ada 11 Perusahaan Langgar Aturan B20 Dengan Nilai Denda Rp 360 Miliar
November 2018, Penyaluran Dana Insentif Biodiesel Mencapai Rp 5,51 Triliun
Pengusaha Soal Penerapan B20: Bisa Merusak Dari Segi Mesin
2019, Penyaluran B20 Ditetapkan 6,2 Juta KL