Faisal Basri akui sulitnya kuasai kilang TPPI Tuban
Pemilik kilang yang lama yaitu Honggo Wendratno masih campur tangan dalam pengelolaan.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengakui tidak mudah menguasai kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur dan menyerahkannya kepada PT Pertamina. Pasalnya, pemilik kilang yang lama yaitu Honggo Wendratno masih campur tangan dalam pengelolaan kilang.
Padahal menurut Faisal, kilang ini sebenarnya bisa dimanfaatkan Pertamina untuk mengolah minyak mentah dan menghasilkan bahan bakar setara Pertamax atau RON 92.
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Di mana Faisal Basri dimakamkan? Sebagai informasi, nantinya pemakaman almarhum Faisal Basri akan dilakukan sekitar Ba’da Ashar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
-
Kapan Faisal Basri wafat? Diketahui, almarhum wafat pada pagi dini hari, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
-
Kenapa Basrizal Koto merantau ke Riau? Melihat kondisi keluarganya yang begitu menyedihkan, hati Basko tergerak untuk membawa kondisi perekonomian menjadi lebih baik dengan merantau ke Riau pada saat itu.
-
Kapan Kiai Ageng Muhammad Besari wafat? Makam Kiai Ageng Muhammad Besari wafat pada 1773.
-
Siapa Kiai Ageng Muhammad Besari? Kiai Ageng Muhammad Besari merupakan tokoh penyebar Islam di wilayah Ponorogo pada abad ke-17. Untuk mendukung misi penyebaran agama Islam yang ia lakukan, Kiai Ageng Besari mendirikan Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.
"KPK berikan masukan apa yang harus pertimbangkan terkait dengan TPPI ini karena pemilik lama Honggo ini belum sepenuhnya bersih keluar dari TPPI jadi itu warning dari KPK," kata Faisal, di Jakarta, Rabu (24/12).
Pihaknya menuding, Honggo masih campur tangan dalam kilang TPPI. "Kalau masih ada pemilik lama, maka berapapun uang dikucurkan itu ngucur ke pemilik lama. Fokus KPK kan kerugian lama, KPk fokus pemilik lama yang masih cawe-cawe di dalam," jelasnya.
Saat ini, tim Faisal Basri tidak bisa berbuat banyak dan lebih memilih menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti. Sebab, pihaknya cuma mampu memberikan rekomendasi.
"Kalau kami mendorong pemerintah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada solusinya bagaimana ya pemerintah. kalau kita pemerintah kita panggil likuidasi," ungkapnya.
Terlepas dari masalah ini, Faisal masih saja terus mendesak agar pemerintah meninggalkan bahan bakar RON 88 atau Premium dan beralih memberi subsidi Pertamax. Menurut Faisal, impor minyak mentah RON 88 tidak transparan dan rawan penyelewengan.
"Memaksimalkan fasilitas yang ada di TPPI supaya kita bisa segera hijrah ke RON 92," tutupnya.