Fakta dan Proyeksi Usai RI Kuartal II Mampu Keluar dari Jurang Resesi
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 tumbuh positif sebesar 7,07 persen. Indonesia dengan begitu resmi keluar dari lubang resesi setelah pada kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi minus 0,74 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 tumbuh positif sebesar 7,07 persen. Indonesia dengan begitu resmi keluar dari lubang resesi setelah pada kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi minus 0,74 persen.
"Secara tahunan atau YoY, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
Secara kuartal to kuartal atau qtq, Margo melanjutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tumbuh 3,31 persen. Sementara itu, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2021 juga naik 3,10 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Margo Yuwono mengatakan, perbaikan penanganan pandemi jadi catatan utama dari pemulihan sektor ekonomi di triwulan kedua tahun ini. "Perbaikan penanganan pandemi Covid-19 pada kuartal II-2021 juga tunjukan adanya perbaikan. Dengan semakin masifnya masyarakat penerima vaksin, kasus harian juga lebih rendah dibanding kuartal I-2021," tuturnya.
Selain itu, ada sejumlah fakta lain dari capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia serta proyeksi selanjutnya. Berikut merdeka.com akan merangkumnya.
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021 Tertinggi Sejak 2004
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan yang positif di kuartal II-2021 ini menjadi tertinggi sejak era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Di mana pada kuartal IV-2004 saat itu hanya mencapai 6,65 persen secara yoy.
"Ini tertinggi sejak kuartal IV-2004," ujarnya.
Margo Yuwono mengatakan, salah satu pendorong utama pertumbuhan dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Di mana sebesar 84,93 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II tahun ini berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
PPKM Buat Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Diprediksi Kembali Negatif
Ekonom Celios, Bima Yudistira mengatakan, pemerintah tidak boleh berpuas diri dengan capaian kuartal II. Sebab, ekonomi kuartal III diperkirakan akan negatif akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Terpenting sekarang adalah pemerintah harus fokus antisipasi kuartal III dan kuartal IV agar ekonomi bisa selamat dari resesi dan tumbuh positif satu tahun penuh," ujarnya saat dihubungi merdeka.com.
Menurutnya, dengan pertumbuhan positif tersebut, Indonesia sudah keluar satu kuartal dari resesi. Mengingat empat kuartal berturut-turut ekonomi Indonesia alami kontraksi pertumbuhan.
"Kita berhasil keluar satu kuartal dari resesi," kata Bhima.
Langkah Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun 2021 tersebut, perlu untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan konsumsi domestik utamanya konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 52,9 persen dari PDB. Struktur ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi domestik yang sangat dipengaruhi mobilitas masyarakat.
Menurut Wimboh, adanya kebijakan stimulus di sektor properti dan kendaraan bermotor yang mempunyai multiplier effect tinggi telah berhasil mendorong konsumsi rumah tangga. Penjualan mobil naik 758,68 persen (yoy) dan sepeda motor sebesar 268,64 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung pertumbuhan kredit yang hingga Juni 2021 mencapai sebesar Rp5.581 Triliun atau tumbuh sebesar Rp100,23 Triliun (1,83 persen ytd). Di sisi lain, peningkatan pembiayaan melalui pasar modal juga mencapai sebesar Rp116,6 Triliun s.d 27 Juli 2021 atau naik sebesar 211 persen (ytd).
"Pembiayaan melalui pasar modal juga diharapkan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun dengan perkiraan tambahan sebesar Rp54,19 Triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh antusiasme investor ritel domestik dan juga sektor teknologi dan keuangan," ujar Wimboh.
Di sisi lain, salah satu komponen penting dalam pembentukan PDB adalah belanja Pemerintah. Sehubungan dengan itu, OJK mendukung rencana percepatan serapan belanja Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah, dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah diharapkan dapat mendorong ekonomi daerah yang berbasis pertanian dan perkebunan dalam meningkatkan penyaluran KUR Pertanian yang telah menjadi sektor prioritas.
Untuk memperluas ruang pertumbuhan ekonomi baru perlu didorong sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan berorientasi ekspor, dan ramah lingkungan yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah di bidang perubahan iklim (climate change dan sustainable finance).
"OJK akan terus memonitor dan meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam pembiayaan dunia usaha melalui konsumsi domestik, pertumbuhan ekonomi daerah, dan sektor ekonomi baru," imbuhnya.
(mdk/bim)