Fakta Dhoho, Bandar Udara Pertama Indonesia yang Didirikan 100 Persen Swasta
Bandara ini menjadi bandara alternatif bagi yang ingin menuju ke Kediri tanpa harus melalui bandara Juanda.
Bandara ini menjadi bandara alternatif bagi yang ingin menuju ke Kediri tanpa harus melalui bandara Juanda.
- Fakta Unik Sendang Wonodri yang Berada di Tengah Kota Semarang, Dulu Pernah Jadi Tempat Mandi Presiden Soeharto
- Terbaik se-Asia Pasifik, Begini Sejarah Bandara Internasional Juanda Surabaya
- Uniknya Pulau Bidadari di Jakarta, Ada Pohon yang Dipercaya Bikin Jomlo Enteng Jodoh
- 5 Fakta di Balik Kebakaran Hebat Pasar Ngawen Blora, Kerugian Capai Rp30,6 Miliar
Fakta Dhoho, Bandar Udara Pertama Indonesia yang Didirikan 100 Persen Swasta
Koneksi antar wilayah menjadi peluang investasi menjanjikan bagi Gudang Garam.
Produsen rokok terbesar di Indonesia itu bahkan menggelontorkan ratusan miliar rupiah untuk membangun bandar udara Dhoho International, di Kediri, Jawa Timur.
Mengutip Forbes, perusahaan yang di bawah kendali Susilo Wonowidjojo itu menambah USD63 juta sebagai investasi untuk pembangunan Bandara tersebut.
Langkah ini sebagai diversifikasi bisnis Gudang Garam di tengah menurunnya penjualan rokok.
Adanya penambahan investasi tersebut, total investasi untuk Bandara Dhoho sebesar USD888 juta.
Perlu diketahui, proyek ini mengalami beberapa kali penundaan, yang mengakibatkan meningkatnya biaya investasi, yang semula ditaksir hanya sebesar USD634 juta.
Bandara ini—yang pertama di Indonesia yang diselesaikan oleh sektor swasta—dapat menampung 1,5 juta penumpang pada tahun pertama.
Namun, Gudang Garam berencana meningkatkan kapasitas tahunannya dalam beberapa tahun menjadi 4,5 juta penumpang dan pada akhirnya menjadi 10 juta penumpang, sehingga meningkatkan kapasitas penumpang, dan perekonomian dan pariwisata di wilayah selatan Jawa Timur.
Gudang Garam telah melakukan diversifikasi ke bisnis baru seperti konstruksi, penyewaan pesawat terbang, dan jalan tol dalam beberapa tahun terakhir karena perusahaan tersebut bergulat dengan penurunan keuntungan setelah Indonesia meningkatkan langkah-langkah untuk mengurangi kebiasaan merokok, terutama di kalangan generasi muda.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I melakukan uji coba operasional dengan membuka Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum menjelang dimulainya operasional bandara tersebut dalam waktu dekat.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Dhoho Kediri I Nyoman Noer Rohim menjelaskan area yang diperbolehkan dikunjungi oleh masyarakat umum terbatas pada sisi luar area terminal penumpang.
"Dalam uji coba ini masyarakat dapat mengunjungi bandara sampai pukul 17.00 WIB. Kami mengimbau pengunjung dapat menjaga kebersihan dan ketertiban Bandar Udara Dhoho untuk kenyamanan bersama,"
kata I Nyoman Noer Rohim, Minggu 4 Februari 2024.
Ia menjelaskan masyarakat hanya dikenai tarif parkir di Bandar Udara Dhoho sebesar Rp4.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat, Rp15.000 untuk kendaraan di atas roda empat atau lebih.
Kendaraan mereka bisa langsung diparkir di area parkir seluas 37.108 meter persegi yang ada di lokasi bandara.
Hingga akhirnya , pada 5 April Bandara Internasional Dhoho Kediri mulai beroperasi.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan, Bandara Internasional Dhoho efektif beroperasi pada Jumat (5/4) dengan penerbangan perdana maskapai Citilink dari Jakarta-Kediri maupun sebaliknya.
“Bagi seluruh masyarakat Kediri dan sekitarnya yang akan mudik lebaran bisa memulai perjalanan baru dari Bandara International Dhoho,” katanya, Selasa (2/4).
Informasi reservasi tiket penerbangan ke Bandara International Dhoho ini telah muncul di website maskapai Citilink. Bandara yang berlokasi di Kabupaten Kediri ini berdasarkan laman Kementerian Perhubungan memiliki kode International Civil Aviation Organication (ICAO) WARD dan kode penerbangan International Air Traffic Association (IATA) DHX.
Beroperasinya Bandara International Dhoho ini memberikan alternatif baru bagi masyarakat wilayah Kediri Raya yang akan melakukan perjalanan dengan pesawat dari atau menuju Kediri dengan waktu yang lebih singkat karena tidak lagi harus melalui Bandara Juanda.