Fitch turunkan peringkat jadi CCC+, ini respons LPKR
Senior Manager Investor Relations LPKR, William Wijaya Utama, mengatakan perseroan memahami kekhawatiran Fitch mengenai likuiditas yang telah disampaikan pada bulan Mei tahun ini. Namun, LPKR disebut telah sukses menyelesaikan fase pertama dari rencana divestasi asset keseluruhan sejumlah Rp 6 triliun.
Pada Jumat (2/11), Fitch menurunkan peringkat utang PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dari B ke CCC+. Perseroan menyesalkan keputusan Fitch yang menurunkan peringkat kredit LPKR.
Senior Manager Investor Relations LPKR, William Wijaya Utama, mengatakan perseroan memahami kekhawatiran Fitch mengenai likuiditas yang telah disampaikan pada bulan Mei tahun ini. Namun, LPKR disebut telah sukses menyelesaikan fase pertama dari rencana divestasi asset keseluruhan sejumlah Rp 6 triliun.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Cak Kartolo bergabung dengan grup ludruk Persada Malang? Pada 1974, Cak Kartolo keluar dari grup tersebut. Ia kemudian bergabung dengan grup ludruk Persada Malang.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
"LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan First Reit Manager serta penjualan sebagian unit First Reit senilai Rp 2,2 triliun. Bila digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT kami, dan penjualan sisa unit kami di First Reit, serta saham investasi kami di Rumah Sakit di Myanmar, Perseroan akan mengumpulkan dana tunai bersih lebih dari Rp 6 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/11).
Selain itu, lanjutnya, LPKR dinilai memiliki posisi neraca yang kuat dan profil jatuh tempo utang yang panjang. Obligasi USD 75 juta yang akan jatuh tempo di Juni 2020, diikuti dengan obligasi USD 410 juta pada tahun 2022, dan sisanya obligasi USD 425 juta pada tahun 2026.
"Seluruh utang sekitar Rp 14 triliun dibandingkan dengan nilai aset perseroan sebesar Rp 53 triliun , yang memiliki potensi 20-30 persen lebih tinggi jika dinilai kembali dengan mencerminkan harga pasar pada saat ini," jelasnya.
Dia menambahkan, pada aspek model bisnis, LPKR telah mengembangkan perusahaan besar dengan pangsa pasar terdepan di beberapa sektor seperti rumah sakit/jasa layanan kesehatan melalui PT Siloam International (SILO), mal termasuk Lippo Mall Puri, pengembangan kota mandiri, hotel melalui Hotel Aryaduta, dan Manajemen Aset/REIT.
Baca juga:
Dalami suap izin Meikarta, KPK periksa Direktur Keuangan Lippo Cikarang & Karawaci
Presdir Lippo Karawaci diperiksa KPK sebagai saksi
Lippo Karawaci catatkan laba semester I tumbuh 135 persen menjadi Rp 1,1 triliun
Lippo Karawaci divestasikan saham Rp 2,1 triliun perkuat likuiditas
Siloam resmikan rumah sakit ke-31 senilai USD 15 juta
LPKR raup laba bersih Rp 487 miliar di Semester I-2017
Siloam Hospitals akuisisi empat rumah sakit senilai Rp 461,5 miliar