Gandeng Korsel, Pemerintah Bakal Berdayakan 62 Juta Petani RI Pakai Teknologi
Indonesia-Korea Selatan meluncurkan platform Ekonomi Digital Hijau (GDEP).
Indonesia-Korea Selatan meluncurkan platform Ekonomi Digital Hijau (GDEP).
Gandeng Korsel, Pemerintah Bakal Berdayakan 62 Juta Petani RI Pakai Teknologi
Pemerintah Korea Selatan dan Indonesia meluncurkan platform Ekonomi Digital Hijau (GDEP) yang akan meningkatkan inovasi digital yang transformatif di bidang teknologi pertanian, teknologi iklim, dan perdagangan karbon.
- Kejar Target Ekonomi Digital, Indonesia Masih Butuh 9 Juta Ahli IT Hingga 2030
- Platform Digital Baru China Bikin Khawatir, Menteri Teten Minta Presiden Tak Izinkan Masuk ke Indonesia
- Ganjar: Pemprov Jateng Cegah Kebocoran Rp1,2 Triliun Berkat Digitalisasi Keuangan
- Wali Kota Tarakan Raih Apresiasi Tokoh Indonesia Kategori Pengembangan Digitalisasi
"Inisiatif GDEP ini memang cukup signifikan. Masa depan kita bergantung pada dua hal penting: hijau dan digital," kata Kepala Staf Kepresidenan yang juga Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia Moeldoko dalam keterangan di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (14/9).
Merdeka.com
Peluncuran ini dalam rangka KTT ASEAN-Republik Korea ke-24 yang diadakan pada 6 September lalu yang menghasilkan kesepakatan untuk mempromosikan ekonomi hijau dan digital, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta netralitas karbon di kawasan.
GDEP adalah platform inovasi dan kolaborasi bisnis yang menyelaraskan ekonomi digital dan keberlanjutan dengan memelopori model 'cross economy', yang melampaui kerangka circular economy tradisional.
Merdeka.com
Melalui GDEP, Indonesia akan memberdayakan 62 juta petani Indonesia dengan kecerdasan buatan (AI) dan transformasi digital.
Platform ini juga bisa diselaraskan dengan konsep metafarming yang dirancang oleh Gerakan Maju Tani Indonesia dalam rangka mencetak 10 juta petani digital pada akhir 2014.
Moeldoko mengatakan pentingnya keberlanjutan dan ekonomi digital, khususnya dalam mengatasi ketahanan pangan.
Provinsi Kalimantan Utara telah ditunjuk sebagai tempat uji coba platform ini, dan memainkan peran penting sebagai pusat nasional dan global untuk penyebaran pengetahuan.
Melalui GDEP, para petani akan menerima pelatihan literasi dan keterampilan digital sambil mendapatkan akses ke praktik dan teknologi terkini, termasuk meta-farming.
Pendiri HumanX / DQ Institute, Yuhyun Park mengatakan, tujuan membangun platform kolaborasi inovatif yang memberdayakan petani ini adalah untuk merasakan manfaat ekonomi tiga kali lipat dengan mengintegrasikan digitalisasi dan keterlibatan dalam perdagangan karbon, sehingga memperluas sumber pendapatan mereka secara signifikan.
GDEP melibatkan jaringan yang lebih luas dari multi-pemangku kepentingan di kedua negara untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan, menciptakan lanskap yang matang untuk inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan. Investasi dalam platform ini diperkirakan akan melebihi USD1 miliar.
Merdeka.com