Guru besar IPB ragu surplus beras 5 juta ton tahun ini
Sebab, BMKG prediksi kemarau di Indonesia bakal berlangsung hingga akhir 2016.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas meragukan data yang menyebut produksi padi, jagung, dan kedelai meningkat bersamaan pada tahun lalu. Sebab, ketiga komoditas itu ditanam dilahan yang sama.
"Badan Pusat Statistik (BPS) sudah merilis bahwa produksi padi, jagung dan kedelai akan meningkat. Kami dari kalangan akademisi justru mendatangkan pertanyaan, kok bisa? Karena ketiganya menggunakan lahan sawah yang sama," ujar Andreas di Jakarta, Selasa (28/7).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
Sepanjang mengamati data pertanian selama belasan tahun, kata Andreas, belum pernah produksi tiga komoditas itu meningkat bersamaan. Logikanya, ketika pemerintah tengah menggenjot produksi padi maka akan terjadi penurunan di jagung dan kedelai.
"Begitu juga sebaliknya. Jadi selalu terjadi fenomena anomali itu selama belasan tahun. Dan itu terjadi pada 2014," tuturnya.
Tak hanya itu, Andreas juga meragukan surplus beras sekitar 5 juta ton tahun ini. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika siklus el nino atau musim kemarau akan melanda Indonesia hingga akhir 2016.
"Jadi selalu terjadi fenomena anomali itu selama belasan tahun ini dan tiba-tiba pemerintah mengelurarkan data bahwa produksi padi akan meningkat drastis 6,5 persen dan akan ada kelebihan beras di tahun ini diatas 5 juta ton, sekaligus peningkatan produksi jgung dan kedelai," ungkapnya.
"Padahal pemerintah tahu persis kalau tahun ini kita akan menghadapi el nino."
Atas dasar itu, Andreas meminta BPS hati-hati mengeluarkan data.
"Dengan data resmi seperti itu maka akan diterjemahkan oleh masyarakat 'oh kita aman dari sisi beras' maka masyarakat akan meminta stop impor," katanya. "Kalau pemerintah tetap impor beras maka akan dicaci maki, kredibilitas juga akan diragukan."
(mdk/yud)