Hal Penting dan Mendasar Harus Jadi Pertimbangan Sebelum Memutuskan untuk Investasi
Begini pentingnya profil risiko sebagai panduan berinvestasi yang seharusnya menjadi sorotan utama.
Investasi sering dianggap sebagai jalan menuju kebebasan finansial. Namun, sebelum memulai perjalanan tersebut, setiap individu perlu memahami profil risiko masing-masing mereka.
Dalam sebuah diskusi, pakar investasi sekaligus Head of Investment Prudential Indonesia, Ni Made Mulyarti, menjelaskan pentingnya profil risiko sebagai panduan berinvestasi yang seharusnya menjadi sorotan utama.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Apa yang perlu dipahami oleh investor pemula sebelum memulai investasi? Bagi para investor pemula sebaiknya tidak langsung membeli produk investasi tanpa mengetahui profil risiko.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
“Profil risiko membantu investor memahami toleransi mereka terhadap risiko (risk appetite), sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang bijaksana,” ujar Made dalam Ngobrol Bareng Kinerja dan Investasi Prudential di Parle Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).
Apa Itu Profil Risiko?
Profil risiko adalah indikator yang menggambarkan seberapa besar toleransi seseorang terhadap risiko dalam investasi. Ini mencakup kemampuan seseorang untuk menerima potensi kerugian demi mengejar imbal hasil.
Menurut Made, profil risiko membantu memudahkan para investor dalam menentukan gaya investasi yang sesuai. Sering kali, banyak orang salah mengira profil risiko mereka.
Made mencontohkan, seperti saat membeli ponsel. Banyak orang berpikir sudah memahami spesifikasi produk, namun saat digunakan ternyata ada kekurangan yang baru disadari kemudian hari.
Begitu juga dengan investasi. Jika tidak memahami profil risiko, kita bisa salah dalam memilih instrumen atau mengambil langkah.
Lima Pertimbangan Penting
Made menggarisbawahi lima hal yang perlu dievaluasi untuk menentukan profil risiko:
1. Pengetahuan Investasi: Seberapa dalam pemahaman Anda tentang dunia investasi?
2. Tujuan Investasi: Apakah Anda ingin membangun kekayaan jangka panjang atau mempertahankan aset?
3. Toleransi Risiko: Seberapa besar Anda siap menghadapi fluktuasi nilai investasi?
4. Pengalaman Investasi: Apakah Anda seorang pemula atau sudah berpengalaman?
5. Jangka Waktu Investasi: Berapa lama Anda bersedia menunggu hasil dari investasi Anda?
“Tidak hanya bagi pemula, bahkan investor berpengalaman pun perlu mengases profil risikonya secara berkala. Pengalaman tidak selalu membuat seseorang menjadi agresif,” tambah Made.
Kategori Profil Risiko
Dalam hal ini, Made juga menjelaskan bahwa secara umum profil risiko biasanya dibagi menjadi tiga kategori:
1. Agresif
Investor agresif cenderung mengambil risiko besar untuk mengejar imbal hasil tinggi. Biasanya mereka berpengalaman dalam dunia investasi dan memilih instrumen seperti saham. Investasi ini cocok untuk jangka panjang, lebih dari 10 tahun.
2. Moderat
Tipe moderat berada di antara konservatif dan agresif. Risiko investasi sedang dengan imbal hasil di atas rata-rata menjadi karakteristik utama. Instrumen yang cocok meliputi kombinasi obligasi dan saham, dengan jangka waktu investasi 5-10 tahun.
3. Konservatif
Investor konservatif cenderung menghindari risiko. Mereka fokus pada keamanan aset dengan instrumen investasi seperti deposito berjangka. Profil ini cocok bagi mereka yang memiliki tujuan menjaga stabilitas aset dalam jangka pendek.
Berinvestasi bukan sekadar mengejar keuntungan, tetapi juga tentang kesesuaian dengan kebutuhan dan toleransi risiko. Dengan memahami profil risiko, investor dapat membangun portofolio yang efektif dan berkelanjutan.
"Banyak orang hanya fokus pada keuntungan tanpa memahami risiko yang dihadapi. Padahal, setiap keputusan investasi harus sesuai dengan karakteristik masing-masing individu," tegas Made.
Reporter Magang: Thalita Dewanty