Hasil sensus BPS sebut jumlah usaha tertinggi masih di Pulau Jawa
Meski demikian, peningkatan jumlah usaha di Pulau Jawa lebih lambat dibanding pulau lainnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Sensus Ekonomi 2016 yang dilakukan pada 1-31 Mei 2016 tercatat jumlah usaha non-pertanian mencapai 26,7 juta usaha, sedangkan jumlah usaha rumah tangga pertanian mencapai 26,16 juta usaha.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, Pulau Jawa masih menjadi daerah dengan jumlah usaha tertinggi, yakni sebanyak 16,2 juta usaha. Angka ini meningkat 11,9 persen dari Sensus Ekonomi tahun 2006 sebesar 14,5 juta usaha.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Yang kedua di Sumatera sebanyak 5 juta usaha, meningkat dari tahun 2006 sebesar 4 juta usaha. Lalu Sulawesi sebanyak 2,2 juta usaha, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 1,4 juta usaha, dan terakhir Maluku dan Papua sebanyak 500 ribu usaha," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat (19/8).
Dia menambahkan, meski jumlah usaha di Pulau Jawa paling tinggi, namun peningkatannya justru melambat dibandingkan di Indonesia bagian Timur. Usaha di Pulau Jawa hanya bertumbuh 11,9 persen, untuk Sumatera sebesar 23,3 persen, dan Kalimantan sebesar 25,1 persen.
Selain itu, di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 26,6 persen, Sulawesi sebesar 36,3 persen. Sedangkan Maluku dan Papua menjadi daerah dengan pertumbuhan usaha paling pesat, yakni sebesar 51,7 persen.
"Ada pergerakan pergeseran jumlah usaha dari yang konsentrasi di Pulau Jawa berpindah ke luar Pulau Jawa dan perkembangannya cukup pesat. Ini bisa berdampak ke macam-macam, termasuk ketimpangan. Sekarang bagaimana untuk menggerakkan perekonomian," imbuh Suryamin.
Baca juga:
18,9 juta usaha di RI masih kategori PKL dan pedagang keliling
Kinerja Freeport turun, ketimpangan kaya-miskin Papua ikut menyempit
BPS nilai kartu 'sakti' Jokowi kurangi tingkat ketimpangan penduduk
Ini 6 penyebab ketimpangan kaya-miskin Indonesia menyempit
Tingkat ketimpangan kaya-miskin Sulawesi Selatan tertinggi di RI
Maret 2016, tingkat ketimpangan kaya-miskin Indonesia turun
BPS: Ekspor babi hidup ke Singapura naik 11 persen