IHSG Melemah Tipis ke Level 6.356 Selama Sepekan, Kapitalisasi Pasar Capai Rp7.477 T
Apabila melihat secara keseluruhan selama sepekan ini IHSG mengalami perubahan sebesar 0,03 persen dari level 6.358,209 pada penutupan perdagangan pekan lalu.
Pasar Modal Indonesia mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp7.477,625 triliun di periode perdagangan 15 Maret hingga 19 Maret 2021. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 0,53 selama sepekan dibandingkan pekan sebelumnya yang berada pada posisi Rp7.438,523 triliun.
Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan akhir pekan ini atau Jumat (19/3) ditutup positif di level 6.356,160, namun apabila melihat secara keseluruhan selama sepekan ini IHSG mengalami perubahan sebesar 0,03 persen dari level 6.358,209 pada penutupan perdagangan pekan lalu.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Di mana faktor eksternal memengaruhi harga saham? Keadaan Sektor Industri Tertentu Ekonomi dalam Negeri Secara Keseluruhan Faktor naik turunnya harga saham juga bisa berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi makro di sebuah negara. Misalnya saja pertumbuhan ekonomi yang positif cenderung mendorong perusahaan untuk memiliki kinerja yang prima sehingga harga saham pun cenderung baik. Berbeda jika terjadi inflasi atau suku bunga naik. Kondisi ekonomi tersebut juga mempengaruhi kinerja perusahaan yang membuat harga saham cenderung menurun. Jadi, penting bagi investor untuk memperhatikan ekonomi makro dan mempertimbangkan saham perusahaan yang akan dibeli.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
Sedangkan untuk rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 4,14 persen menjadi Rp11,455 triliun dari Rp11,950 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi harian turut mengalami perubahan sebesar 5,97 persen menjadi 1.137.111 kali transaksi dibandingkan pada penutupan pekan sebelumnya yang mencatatkan 1.209.323 kali transaksi.
"Perubahan sebesar 6,29 terjadi pada data rata-rata volume transaksi harian menjadi 16,793 miliar saham dari 17,921 miliar saham sepekan yang lalu," demikian dikutip keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp512,28 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp13,726 triliun.
Sementara itu, berbagai kegiatan penerbitan obligasi pada pekan ini tercatat PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III PNM Tahap V Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal sebesar Rp666.200.000.000,00.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk Obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Masih pada hari yang sama, PT Sampoerna Agro Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Sampoerna Agro Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Sampoerna Agro Tahap II Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di BEI.
Obligasi ini dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp174.615.000.000,00, sedangkan jumlah dana Sukuk yang dicatatkan senilai Rp394.885.000.000. PEFINDO memberikan peringkat untuk Obligasi ini adalah idA- (Single A Minus) dan untuk Sukuk ini adalah idA-sy (Single A Minus Syariah). PT Bank Permata Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.
Baca juga:
IHSG Dibuka Hijau, Analis Rekomendasikan Investor Beli 7 Saham Emiten ini
IHSG Dibuka Merah, Investor Direkomendasikan Beli 8 Saham ini
IHSG Dibuka Menguat Tipis, 7 Saham Ini Laik Jadi Pilihan Investasi
IHSG Dibuka Hijau, Simak 7 Saham Laik Beli Hari Ini
IHSG Dibuka Hijau, Simak Rekomendasi Saham untuk Dibeli Hari ini
Selama Sepekan, IHSG Naik 1,59 Persen ke Level 6.358