Imbas Dugaan Penggelapan Dana, Saham Adidas Rontok 4 Persen
Dana yang telah digelapkan oleh pejabat Adidas di China dilakukan selama satu tahun.
Dana yang telah digelapkan oleh pejabat Adidas di China dilakukan selama satu tahun.
Imbas Dugaan Penggelapan Dana, Saham Adidas Rontok 4 Persen
Saham perusahaan perlengkapan olahraga Adidas, anjlok 4 persen pada perdagangan Senin (17/6). Ini sebagai buntut dari dugaan penggelapan dana oleh pejabat Adidas di China.
“Adidas merespon segala tuduhan dengan sangat serius. Kami berkomitmen untuk mematuhi peraturan hukum dan internal serta standar etika di semua pasar tempat kami beroperasi,” kata Adidas dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters, Selasa (18/6).
Pada perdagangan Senin kemarin saham Adidas turun 4 persen di level 216 euro. Namun, perusahaan belum mau menjelaskan lebih detil perihal investigasi yang dilakukan.
Sementara itu, Direktur Pelaksasna Konsultasi Digital Luxury Group, berbasis di Shanghai, China, Jacques Roizen mengatakan apa yang menimpa Adidas saat ini merupakan tantangan perusahaan-perusahaan besar di masa depan. Khususnya perusahaan yang memiliki kantor di China.
"Tantangan yang dihadapi banyak perusahaan dalam mempertahankan pengawasan dan pengendalian yang konsisten atas operasi digital mereka di pasar China," ucap Roizen.
Lebih dari satu tahun, Adidas meningkatkan penjualan mereka di pasar China, setelah mengalami kemerosotan akibat pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, penyelidikan ini dimulai setelah perusahaan menerima pengaduan dari sebuah surat anonim yang mengatakan seorang pejabat senior melakukan penggelapan jutaan euro.
Pada laporan itu terdapat daftar nama beberapa pejabat Adidas di China termasuk seorang manajer senior yang terlibat dengan anggaran pemasaran di negara tersebut.
Disinyalir, dana yang telah digelapkan oleh pejabat Adidas di China selama satu tahun berjumlah 250 juta euro atau setara Rp4,41 triliun, dengan nilai tukar Rp17.669 per euro.
Pejabat media Adidas di kantor pusatnya di Jerman tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai laporan tersebut di luar jam kerja reguler.
Melansir Financial Times, surat tersebut menuduh pejabat Adidas menerima suap dari pihak ketiga penyedia layanan eksternal yang ditugaskan oleh perusahaan yang mencakup “jutaan uang tunai dari pemasok, dan barang fisik seperti real estate”.