Impor Gula Naik Tajam Hingga 216,99 Persen di Februari 2019
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, di antara komoditas nonmigas lain, gula dan kembang gula mengalami peningkatan impor paling besar. Tercatat, impor gula dan kembang gula pada Februari 2019 mengalami kenaikan sebesar 216,99 persen atau senilai USD 100,9 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, di antara komoditas nonmigas lain, gula dan kembang gula mengalami peningkatan impor paling besar. Tercatat, impor gula dan kembang gula pada Februari 2019 mengalami kenaikan sebesar 216,99 persen atau senilai USD 100,9 juta.
Pada Januari 2019, impor gula dan kembang gula sebesar 59 ribu ton dengan nilai USD 19 juta. Sedangkan di Februari 2019, impor gula tercatat sebesar 384 ribu ton dengan nilai USD 128 juta.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
"Golongan gula dan kembang gula mengalami peningkatan terbesar," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3).
Berdasarkan data BPS, sejak 2008, impor gula memang cenderung mengalami kenaikan. Pada 2008, impor gula Indonesia sebesar 1,01 juta ton dengan nilai USD 366 juta, pada 2009 sebanyak 1,37 juta ton dengan nilai USD 568 juta, pada 2010 sebanyak 1,78 juta ton dengan nilai USD 1,11 miliar,
Kemudian pada 2011 sebanyak 2,5 juta ton dengan nilai USD 1,73 miliar, pada 2012 sebanyak 2,76 juta ton dengan nilai USD 1,63 miliar, pada 2013 sebanyak 3,34 juta ton dengan nilai USD 1,73 miliar, pada 2014 sebanyak 2,96 juta ton dengan nilai USD 1,32 miliar, pada 2015 sebanyak 3,37 juta ton dengan nilai USD 1,25 miliar.
Pada 2016 sebanyak 4,76 juta ton dengan nilai USD 2,09 miliar, pada 2017 sebanyak 4,48 juta ton dengan nilai USD 2,07 miliar, pada 2018 sebanyak 5,02 juta ton dengan nilai USD 1,79 miliar dan pada 2019 hingga Februari sebanyak 444 ribu ton dengan nilai USD 147 juta.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Petani Tebu Sebut Jokowi Akan Umumkan Kenaikan Harga Gula Bulan Ini
Ada Perdagangan Bebas, Gula Rafinasi Impor Asal Australia Bakal Turun Harga
Jokowi Minta Petani Tebu Beri Waktu Seminggu untuk Bahas Kenaikan Harga Gula
Ombudsman Minta Pemerintah Tertibkan Pengusaha Gula Rafinasi Nakal
Meremajakan, Mencerahkan, dan Menjadikan Kulit Bersinar dengan Scrub Gula dan Tomat