Impor migas jadi pemicu defisit neraca perdagangan
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menyebutkan nilai ekspor pada Juli 2018 mencapai USD 16,24 miliar atau tumbuh 25,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Sedangkan, dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor tumbuh 19,33 persen (year on year).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit hingga USD 2,03 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut berasal dari impor yang telah mencapai USD 18,27 miliar serta ekspor yang baru mencapai USD 16,24 miliar.
Jika dilihat dari data, jika saja impor migas tak meningkat terlalu besar, kinerja perdagangan Indonesia masih terbilang bagus. Hal ini terlihat pada ekspor non migas pada Juli 2018 yang tumbuh tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Tren ekspor non migas pun diyakini masih akan tumbuh ke depannya.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
Anggota Komisi XI DPR RI, Hendrawan Supratikno mengatakan, untuk mengatasi defisit perdagangan, pemerintah diharapkan meningkatkan produksi migas sendiri. "Salah satunya program peningkatan penggunaan biodiesel dijalankan sesuai rencana," ujar politisi PDI-P ini di Jakarta.
Dari sisi ekspor , dia menyarankan perlunya pemberian insentif untuk produk-produk dengan konten lokal yang besar. "Hilirisasi industri juga harus dilakukan secara serius agar produk-produk ekspor bernilai tambah tinggi," imbuhnya.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati di kesempatan berbeda menuturkan, peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas, seiring kenaikan harga minyak global dan permintaan yang lebih tinggi.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menyebutkan nilai ekspor pada Juli 2018 mencapai USD 16,24 miliar atau tumbuh 25,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Sedangkan, dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor tumbuh 19,33 persen (year on year).
Jika dirinci, ekspor non migas Juli mencapai USD 14,81 miliar. Capaian ini tumbuh 31,18 persen dibandingkan Juni 2018. Sementara dibandingkan ekspor non migas Juli 2017 juga naik 19,03 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2018 mencapai USD 104,24 miliar atau meningkat 11,35 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor non migas mencapai USD 94,21 miliar atau meningkat 11,05 persen. Patut dicatat, kinerja ekspor yang baik ini, dicapai pada saat kondisi perekonomian global yang belum pulih.
Jika hanya melihat impor non migas, masih dinilai sehat karena masih banyak berupa bahan baku penolong ataupun bahan modal yang mengindikasikan industri berjalan baik.
"Ini menunjukkan kegiatan ekonomi atau kegiatan industri mungkin sudah membaik karena ada permintaan bahan kimia organik. Kemudian besi dan baja untuk sektor konstruksi," kata Ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih.
Menurutnya, jika ada impor bahan baku atau barang modal, kemungkinan akan ada peningkatan ekspor dalam waktu tiga bulan ke depan. "Kalau importir impor sekarang, itu biasanya untuk dua tiga bulan ke depan," ujarnya.
Berdasarkan data BPS, nilai neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit USD 2,03 miliar, dipicu oleh defisit sektor migas USD 1,19 miliar dan non migas USD 0,84 miliar. Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah, hasil minyak dan gas masing-masing USD 81,2 juta (15,01 persen), USD 382,4 juta (28,81 persen) dan USD 11,7 juta (4,29 persen).
Terkait tingginya impor migas, Lana berharap pemerintah segera merealisasikan program biofuel demi memangkas impor migas. Juga, merealisasikan pembangunan kilang. "Lalu, dengan infrastruktur yang sudah mau selesai seperti MRT dan LRT, itu mungkin akan mengurangi impor minyak. Kan sebentar lagi mau jadi," tutur Lana.
Baca juga:
4 Aspek ekonomi RI turun tajam akibat tertekan gejolak dunia
Penyebab defisit perdagangan RI terbesar sejak Juli 2013 versi Sri Mulyani
Neraca perdagangan Juli 2018 defisit USD 2,03 miliar
Kemendag prediksi neraca perdagangan kembali defisit di Juli 2018
Genjot pariwisata dan B20, defisit neraca perdagangan diyakini hilang di akhir 2018
Ingin sehatkan neraca perdagangan, pemerintah percepat kebijakan B30 di 2019